Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah merosot pada perdagangan Kamis (25/11/2021) saat liburan Thanksgiving AS, karena investor mengamati bagaimana produsen-produsen utama menanggapi pelepasan cadangan minyak darurat yang dipimpin AS.
Minyak mentah berjangka Brent telah tergelincir 8 sen atau 0,1 persen dan diperdagangkan di US$82,17 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS juga merosot 36 sen atau 0,5 persen ke US$78,03 per barel.
OPEC memperkirakan pelepasan cadangan minyak AS akan membengkakkan surplus di pasar minyak sebesar 1,1 juta barel per hari (bph).
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak, Rusia dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+, akan bertemu pada 1-2 Desember untuk menetapkan kebijakan.
"Mengingat hari libur di AS dan dengan volume (perdagangan) yang ringan, saya pikir pasar mencerna rilis yang telah kita lihat diumumkan, dan bertanya-tanya reaksi apa yang mungkin kita lihat dari OPEC+," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates, Kamis (25/11/2021), dikutip dari Antara.
Perdagangan tidak memiliki arah yang jelas karena waktu pelepasan minyak masih belum pasti, kata Lipow.
Baca Juga
OPEC+ telah menambah pasokan 400.000 barel per hari sejak Agustus, melepaskan rekor pengurangan produksi yang dibuat tahun lalu ketika pembatasan pandemi menghantam permintaan.
Tiga sumber mengatakan kepada Reuters bahwa OPEC+ tidak membahas penghentian peningkatan produksi minyaknya, meskipun ada keputusan oleh Amerika Serikat, Jepang, India, dan lainnya untuk melepaskan stok minyak darurat.
Anggota OPEC Uni Emirat Arab dan Kuwait mengatakan mereka berkomitmen penuh pada perjanjian OPEC+ dan tidak memiliki sikap sebelumnya menjelang pertemuan minggu depan.
Irak, juga anggota OPEC, mengatakan mendukung melanjutkan rencana OPEC+ yang ada untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari per bulan, dengan mengatakan prospek pasar minyak tidak jelas karena turbulensi di pasar global.
Harga minyak yang tinggi telah menambah kekhawatiran inflasi. Rilis terkoordinasi dapat menambah sekitar 70-80 juta barel pasokan minyak mentah ke pasar, kata analis di Goldman Sachs.
Departemen Energi AS telah meluncurkan lelang untuk menjual 32 juta barel cadangan minyak strategis (SPR) untuk pengiriman antara akhir Desember hingga April 2022. AS berencana untuk segera melepaskan 18 juta barel lagi.
Pedagang juga mencari tahu apakah China akan menindaklanjuti rencana untuk melepaskan minyak dari cadangannya.
Data Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (24/11/2021) menunjukkan stok bensin dan sulingan turun lebih besar dari yang diperkirakan, sementara stok minyak mentah naik.