Bisnis.com, JAKARTA - PT Archi Indonesia Tbk. (ARCI) menyatakan bahwa mereka tetap berkomitmen dengan kewajiban perseroan terlepas dari pasang surut sektor pertambangan emas tahun ini.
Emiten yang dikendalikan oleh taipan Peter Sondakh tersebut mengklaim masih konsisten menjadi penyumbang pajak terbesar di Sulawesi Utara.
"ARCI, melalui pajak penghasilan badan dan royalti, telah memberikan kontribusi sekitar US$250 juta dalam 3 tahun terakhir, yang menjadikan ARCI sebagai pembayar pajak terbesar untuk Provinsi Sulawesi Utara," jelas manajemen dalam keterangan yang diterima Bisnis, Rabu (24/11/2021).
Sebagai informasi, sepanjang 9 bulan pertama 2021 perseroan membukukan pendapatan konsolidasi US$236,5 juta, terkoreksi sekitar 14 persen dari perolehan US$275,4 juta secara year on year (yoy). Kondisi ini membuat laba perseroan juga menurun 31 persen yoy menjadi kisaran US$57,3 juta.
Tren pelemahan harga emas tahun ini menjadi salah satu pemicu perolehan kinerja terkini ARCI, di samping kenaikan biaya penambangan yang terjadi akibat kenaikan sementara rasio pengupasan tanah. Kenaikan ini terjadi sebagai dampak sementara dari pembukaan Pit Araren tahap 5.
Namun, ARCI cenderung optimistis kinerja kuartal IV/2021 ini akan membaik lantaran Pit Araren 5 kini telah memasuki tahap produksi. Perseroan juga melihat adanya peningkatan kadar emas dari bijih emas selama kuartal III lalu, dan yakin telah berada dalam posisi baik untuk menyongsong akhir tahun.
Baca Juga
Terobosan lain yang dilakukan perseroan adalah dengan meningkatkan armada pertambangan dan menunjuk kontraktor penambangan baru. Langkah ini ditargetkan perseroan dapat mengurangi biaya bahan bakar dan biaya overhead, serta meningkatkan pergerakan bijih dan limbah.
"Dengan upaya ini, tambang emas Toko Tindung dianggap sebagai salah satu produsen emas kompetitif secara global menurut CRU, yang [sempat] menempatkan ARCI di posisi terbawah kuartil I indeks biaya AISC global," tandas manajemen.