Bisnis.com, JAKARTA — Emiten menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel akan menggunakan mayoritas dana untuk melakukan ekspansi.
MTEL melepaskan saham sebanyak 23.493.524.800 atau setara saham publik lebih dari 28 persen. Anak usaha BUMN itu pun meraih dana publik sebesar Rp18,8 triliun kedua yang terbesar sepanjang sejarah.
Mitratel berencana menggunakan 90 persen dana hasil penawaran umum untuk belanja modal.
Secara rinci perseroan menyebutkan bahwa 44 persen di antaranya akan digunakan untuk belanja modal organik. Misalnya seperti mengembangkan dan memperluas hubungan dengan pelanggan yang mencakup berbagai pengeluaran.
Termasuk penguatan dan penambahan menara yang saat ini dimiliki oleh perseroan. Lalu Mitratel akan membangun menara dan menambah site untuk pesanan build to suite bagi berbagai operator.
Mitratel pun akan melakukan ekspansi ke layanan teknologi agar bisa bersinergi dengan bisnis penyewaan menara.
Baca Juga
Selain itu, anak usaha BUMN itu akan menggunakan 56 persen dana untuk belanja modal anorganik. Mitratel akan menggunakan dana untuk mengakuisisi menara milik operator telekomunikasi terkemuka.
Perseroan juga berencana mengakuisisi produk dan layanan teknologi strategis yang bisa bersinergi dengan bisnis penyewaan menara. Adapun sisa 10 persen dari hasil penawaran umum akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja lainnya seperti peningkatan sistem teknologi informasi.
Sebelumnya Senior Technical Analyst Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata percaya dengan pencatatan saham Mitratel akan menjadi katalis positif bagi pergerakan saham induknya.
"Jangan lupa ada Mitratel pada Senin (22/11) yang mulai melantai serta merupakan IPO yang tergolomb jumbo dan sangat dinantikan. Saya percaya tenaga bullish semakin ramai," katanya dikutip Sabtu (20/11/2021).
Menurutnya setelah tercatat, Mitratel akan ikut menopang pergerakan saham Telkom. Apalagi emiten telekomunikasi itu baru saja tembus level breakout tertinggi Rp3.880.
Liza optimistis gerak saham Telkom akan semakin solid sehingga berpotensi menembus level Rp4.050. "Untuk jangka sedikit lebih panjang atau mid term target ke Rp4.300 itu masih feasible," katanya.
Liza menambahkan Mitratel adalah pemilik menara terbesar di seluruh indonesia. Jadi dengan dana segar yang berencana dipakai untuk belanja modal akan memperkuat posisi mereka dan Telkom sebagai raja telekomunikasi di Indonesia.