Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Gegap-gempita listing Mitratel hingga Kekesalan Presiden Jokowi

Aksi go public Mitratel tidak hanya memperkuat kemampuan perseroan menjadi perusahaan infrastruktur telekomunikasi, tetapi juga mendongkrak posisi Telkom selaku induk usaha di pasar modal. Topik itu menjadi salah satu pilihan editor Bisnisindonesia.id hari ini.
Aset menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel. Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. itu meraih dana publik sebesar Rp18,8 triliun dengan melepaskan saham sebanyak 23,49 miliar atau setara saham publik lebih dari 28 persen.
Aset menara PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. atau Mitratel. Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. itu meraih dana publik sebesar Rp18,8 triliun dengan melepaskan saham sebanyak 23,49 miliar atau setara saham publik lebih dari 28 persen.

Bisnis.com, JAKARTA – Aksi PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel melantai di bursa pada awal pekan depan diproyeksi bakal mendorong harga saham induk usahanya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Belanja modal dari dana jumbo hasil IPO akan memperkuat posisi Mitratel dan Telkom sebagai raja telekomunikasi di Indonesia.

Kabar tentang prospek cerah listing Mitratel menjadi salah satu berita pilihan editor Bisnisindonesia.id. Beragam kabar ekonomi dan bisnis lainnya yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji di meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut ini intisari setiap berita pilihan:

  1. Potensi Besar Pertumbuhan Inovasi Layanan Perbankan Digital

Meningkatnya inovasi digital di seputar layanan keuangan perbankan telah membuka horizon peluang baru di industri jasa keuangan.

Masih banyak potensi bentuk-bentuk layanan baru perbankan yang bakal berkembang di masa depan, seiring dengan makin banyaknya bank yang mengadopsi teknologi digital. Ini menjadi fenomena baru yang tengah trending saat ini.

Bank digital atau neobank merupakan perusahaan bank yang tidak memiliki kantor fisik sama sekali, tetapi eksis sepenuhnya secara online. Neobank merupakan bank yang menyediakan dan menjalankan kegiatan usaha secara digital (fully digital), tanpa kantor fisik.

Sebuah riset pada Desember 2020 menemukan, terdapat 250 neobank di seluruh dunia. Selain itu, pasar neobank secara global bernilai sebesar US$18,6 miliar pada 2018 dan diperkirakan akan terus meningkat pada tahun gabungan sekitar 46,5 persen antara 2019 sampai dengan 2026 dengan estimasi sebesar US$395 miliar untuk neobank.

  1. Investor Buru Saham Mitratel, Bagaimana Efeknya Bagi Saham TLKM?

Saham PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) atau Mitratel ternyata cukup diminati oleh investor ritel. Kondisi tersebut diproyeksi bakal ikut menopang gerak saham induk perseroan, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM).

Mitratel meraih dana publik sebesar Rp18,8 triliun dengan melepaskan saham sebanyak 23.493.524.800 atau setara saham publik lebih dari 28 persen. Raihan dana hasil initial public offering (IPO) itu pun bakal menjadi kedua terbesar sepanjang sejarah.

Mitratel rencananya go public secara resmi pada Senin (22/11/2021). MTEL pun telah mendapatkan status efek syariah dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang berarti saham tersebut halal dikoleksi oleh investor muslim. 

Aksi Mitratel melantai di bursa pada awal pekan depan diproyeksi bakal mendorong harga saham Telkom.

  1. Surplus Neraca Pembayaran Antarkan IHSG ke Rekor Baru

Rilis data kinerja perekonomian Indonesia yang sangat baik, terutama data neraca pembayaran Indonesia (NPI) yang mencatatkan surplus terbesar dalam beberapa tahun terakhir telah mengantar indeks harga saham gabungan (IHSG) menuju rekor baru.

Ditambah lagi de­ngan minimnya sen­timen negatif yang beredar di pasar, IHSG sukses bertahan me­leng­gang di zona hijau sepanjang perdagangan Jumat (19/11) dan ditutup di level rekor tertinggi baru sepanjang masa, yakni 6.720,26. IHSG tercatat meningkat 1,26 persen atau 83,79 poin.

Rilis data NPI yang surplus memperkuat reli indeks acuan hingga mendorong IHSG memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah atau all time high.

Surplus NPI yang diumumkan Bank Indonesia mencapai US$10,69 miliar pada kuartal III/2021, berbalik dari capaian kuartal II/2021 yang justru defisit sebesar US$450 juta. Adapun, pada kuartal I/2021, NPI juga tercatat positif, tetapi baru sebesar US$4,06 miliar.

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Gegap-gempita listing Mitratel hingga Kekesalan Presiden Jokowi

Karyawan melintas di dekat papan elektronik yang menampilkan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021)./Bisnis-Himawan L Nugraha

  1. Lima Hal Penyebab Tingginya Biaya Logistik di Tanah Air

Biaya logistik di Indonesia cukup tinggi yakni 23 persen dari produk domestik bruto. Bila dibandingkan negara lain seperti Singapura, Malaysia, bahkan Vietnam, Indonesia masih kalah bersaing. Apa penyebabnya?

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menilai ada lima hal utama yang menyebabkan biaya logistik di Tanah Air masih cukup tinggi bila dibandingkan negara-negara tetangga.

BUMN pelabuhan itu menyebutkan bahwa dari 23 persen biaya logistik, komposisi dari sisi laut sekitar 2,8 persen saja. 

  1. Hari Gini Birokrasi Masih Berbelit-belit, Bikin Presiden Kesal

Birokrasi yang berbelit-belit tampaknya belum lepas dari mental pejabat di instansi pemerintahan dan badan usaha milik negara. Hal ini berdampak pada rendahnya minat investor untuk menanamkan modalnya.

Ikhwal birokrasi yang masih berbelit-belit ini disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo ketika memberi pengarahan langsung kepada seluruh direksi dan jajaran komisaris PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) bersama sejumlah kementerian terkait di Istana Bogor, Selasa (16/11/2021).

Melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (20/11/2021), Presiden Joko Widodo atau Jokowi menumpahkan kekesalannya terkait investasi sektor energi menuju transisi energi terbarukan.

Kepala Negara mengatakan bahwa cukup banyak calon investor yang ingin menanamkan modal ke Pertamina maupun PLN. Namun, birokrasi untuk mengundang investasi masih ruwet sehingga mengundurkan minat calon pemodal.

Selamat membaca!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper