Bisnis.com, MUARA ENIM – Emiten batu bara PT Bukit Asam Tbk. telah memproduksi 25,7 juta ton batu bara hingga Oktober 2021.
Capaian produksi tersebut naik 2,8 juta ton dari produksi per September 2021 sebesar 22,9 ton, sekaligus telah melampaui produksi tahun 2020 sebesar 24,8 juta ton.
Atas capaian ini, Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto optimistis target produksi tahun 2021 sebesar 30 juta ton akan tercapai.
“Produksi 25,7 juta ton per akhir Oktober, itu 10 bulan. Tiap bulan rata-rata 2,5 juta ton, jadi pasti tercapai 2 bulan ini sisanya 5 juta,” ungkap Suryo, Kamis (18/11/2021).
Ia mengatakan prospek bisnis batu bara di tahun 2022 masih menjanjikan. Menurutnya, hal ini didukung oleh sejumlah faktor yang membuat harga tetap stabil hingga akhirntahun 2022.
Salah satu faktor yang mendukung prospek ini adalah pandemi Covid-19, sehingga negara-negara yang tadinya sudah meninggalkan batu bara kembali menggunakan komoditas emas hitam ini.
Baca Juga
“Selain itu, pertumbuhan industri yang berbasis batu bara juga semakin meningkat,” ujarnya.
Ia melanjutkan, produksi China yang masih terbatas juga turut menopang harga batu bara, ditambah dengan perang dagang China – AS dan masih memanasnya konflik dengan Australia.
Oleh karena itu, Suryo mengungkapkan perseroan menargetkan produksi di tahun depan naik menjadi 37 juta ton.
Emiten dengan sandi PTBA ini telah menyiapkan sejumlah infrastruktur untuk mendukung target tersebut, di antaranha pembangunan train loading station (TLS) 5 yang akan selesai di akhir tahun ini.
“Saat ini juga sudah melakukan persiapan pembukaan tambang Banko Tengah. Itu sebagian untuk PLTU Sumsel 8 dan sebagian dipasok ke TLS 5 untuk dibawa ke Tarahan maupun Kertapati,” pungkasnya.
Per Kamis (18/11/2021), harga batu bara Newcastle kontrak Desember 2021 menguat 3,36 persen ke level US$157,10 per ton.