Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukit Asam (PTBA) Targetkan Capai Net Zero Emission Tahun 2050

Bukit Asam akan melakukan kegiatan-kegiatan yang mampu menyerap volume karbon sesuai dengan yang dihasilkan oleh kegiatan bisnis perseroan.
Aktivitas pengisian muatan batu bara di train loading station PT Bukit Asam Tbk. (PTBA)./Bisnis - Aprianto Cahyo Nugroho
Aktivitas pengisian muatan batu bara di train loading station PT Bukit Asam Tbk. (PTBA)./Bisnis - Aprianto Cahyo Nugroho

Bisnis.com, MUARA ENIM – Emiten batu bara PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) menargetkan mencapai net zero emission di seluruh aktivitas bisnisnya pada tahun 2050 mendatang.

Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko Hadianto mengatakan perseroan akan melakukan kegiatan-kegiatan yang mampu menyerap volume karbon sesuai dengan yang dihasilkan, sehingga tercipta keseimbangan emisi atau net zero emission.

“Misalnya dengan reforestry, carbon capture, memilih tekonologi yang rendah atau tidak menghasilkan emisi. Dalam menggali kita melakukan elektrifikasi, menggunakan mobil listrik, menggunakan alat tambang listrik, dan sebagainya,” ungkap Suryo, Kamis (18/11/2021).

Emiten dengan kode saham PTBA ini sudah memulai dengan menggunakan conveyor system berbasis listrik. Selain itu, perseroan juga telah menggunakan alat-alat berat dengan sitem hybrid serta melakukan elektrifikasi.

Perseroan berencana mengganti armada bis karyawan serta kendaraan operasional dengan kendaraan listrik pada tahun 2022.

Selain itu, Bukit Asam juga melakukan kerja sama penelitian dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mendapatkan tanaman-tanaman yang memiliki daya serap emisi yang tinggi dan akan ditanam di area bekas tambang.

“Sudah ketemu beberapa pohon, dan itu yang akan kita implementasikan. Sehingga, reforestry dan reklamasi akan menggunakan pohon-pohon tersebut yang mempunyai carbon capture cukup tinggi,” ujarnya.

Terkait pengembangan teknologi carbon capture, PTBA berencana menggelar Innovation Award pada tahun 2022 untuk seluruh universitas di Indonesia untuk bersama-sama melakukan inovasi pengembangan carbon capture.

“Kita harus bisa menyampaikan ke publik bahwa menambang tidak mesti mengotori atau membuat emisi karena kita melakukan reforestry, pengendalian terhadap emisi. Teknologi carbon capture dan teknologi rendah emisi dalam pembakaran sudah berkembang,” pungkasnya.

PTBA juga menerapkan teknologi ramah lingkungan dalam salah satu proyek pembangkit listrik perseroan, yaitu pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang Sumsel 8.

Deputi General Manager konsorsium pelaksana PLTU Sumsel 8 PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP) Gusti Anggara mengatakan PLTU Sumsel 8 nantinya akan menggunakan teknologi flue gas desulphurization atau FGD untuk menekan emisi dan mendukung pencapaian net zero emission.

“Jadi teknologi itu memungkinkan pembangkit kami sangat ramah lingkungan dikarenakan sulfur yang keluar sudah kami reduce melalui teknologi ini,” ungkap Gusti, dikutip Rabu (17/11/2021).

PLTU Sumsel 8 merupakan satu-satunya pembangkit listrik di Sumatra yang menerapkan teknologi FGD ini. Penggunaan teknologi ini diklaim dapat mengurangi kandungan sulfur dalam gas buang hingga 50 persen.

Pada prinsipnya, FGD menggunakan bahan baku batu kapur yang dihaluskan. Batu kapur ini kemudian ditempatkan di absorber yang terletak sebelum cerobong asap atau chimney.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper