Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

TINS Targetkan Temuan Sumber Daya Timah 50.000 Ton

TINS mencatatkan temuan sumber daya timah 28.000 ton sampai dengan kuartal III/2021, dan ditargetkan mencapai 50.000 ton hingga akhir tahun.
Suasana fasilitas pengolahan timah milik PT Timah Tbk. (TINS) di Mentok, Bangka, Indonesia, Selasa (19/11/2013)./Bloomberg-Dimas Ardian
Suasana fasilitas pengolahan timah milik PT Timah Tbk. (TINS) di Mentok, Bangka, Indonesia, Selasa (19/11/2013)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten logam PT Timah Tbk. (TINS) menargetkan penemuan sumber daya timah 50.000 ton hingga akhir 2021.

Direktur Keuangan Timah Wibisono menyampaikan penemuan sumber daya timah mencapai 28.000 ton sampai dengan kuartal III/2021. Adapun, tahun ini total target penemuan sumber daya timah emiten bersandi TINS tersebut mencapai 50.000 ton.

“Yang sudah ditemukan sampai kuartal III/2021 sudah 28.000 sumber daya,” katanya, Kamis (11/11/2021).

Wibisono menegaskan optimistis sampai akhir tahun ini bisa melanjutkan kinerja operasional dan keuangan yang maksimal.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan kuartal III/2021, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp612 miliar berbalik laba dari rugi Rp255 miliar tahun sebelumnya.

TINS juga mencatat peningkatan profitabilitas yang signifikan dengan capaian EBITDA sampai dengan kuartal III/2021 sebesar Rp1,81 triliun atau naik 108 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp870 miliar, serta EBITDA margin sebesar 18,7 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar 7,3 persen.

Salah satu pendorong kinerja perusahaan adalah harga rerata logam timah LME yang saat ini berada di US$30.550, dengan level tertinggi pada US$37.600 dan di level terendah pada US$20.965.

“Sampai dengan September 2021 Asia masih menjadi destinasi utama ekspor timah TINS dengan kontribusi 53 persen, disusul Eropa 31 persen, dan Amerika 11 persen. Adapun, lima besar negara destinasi ekspor timah TINS secara berurutan adalah Korea Selatan 18 persen, Belanda 17 persen, Jepang 16 persen Amerika Serikat 11 persen, dan Italia 6 persen,” ungkap Wibosono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper