Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Timah Melesat, TINS Raih Laba Rp612 Miliar

Peningkatan harga jual timah sekitar 79 persen per September 2021 membuat laba bersih TINS mencapai Rp612 miliar.
Suasana fasilitas pengolahan timah milik PT Timah Tbk. (TINS) di Mentok, Bangka, Indonesia, Selasa (19/11/2013)./Bloomberg-Dimas Ardian
Suasana fasilitas pengolahan timah milik PT Timah Tbk. (TINS) di Mentok, Bangka, Indonesia, Selasa (19/11/2013)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN pertambangan logam PT Timah Tbk. (TINS) mencatatkan pertumbuhan kinerja per September 2021.

TINS membukukan pendapatan Rp9,69 triliun per September 2021, turun 18,72 persen year on year (yoy) dari sebelumnya Rp11,93 triliun. Namun, Timah mampu membukukan laba bersih Rp611,98 miliar, berbalik dari rugi bersih Rp255,15 miliar per September 2020.

Timah menggelontorkan arus kas untuk investasi Rp502,52 miliar per September 2021, turun dari sebelumnya Rp863,86 miliar. Kas dan setara kas akhir periode Rp1,1 triliun, naik dari sebelumnya Rp808,85 miliar.

Liabilitas Timah mencapai Rp8,21 triliun per September 2021, yang terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp5,66 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp2,55 triliun. Liabilitas TINS menurun dari 9,57 triliun per Desember 2020.

Ekuitas Timah sejumlah Rp5,58 triliun per September 2021. Dengan demikian, total aset entitas anak MIND ID tersebut mencapai Rp13,8 triliun per September 2021, turun dari Rp14,52 triliun pada akhir 2020.

Wibisono, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, menyampaikan besarnya permintaan timah dari negara manufaktur di dunia diprediksi akan membuat harga logam timah masih bertahan di kisaran US$30.000 per ton sampai dengan akhir tahun 2021.

"Hal ini memberikan optimisme terhadap pencapaian kinerja TINS yang semakin memikat," paparnya dalam keterangan resmi, Rabu (10/11/2021).

Produksi bijih timah pada 9 bulan pertama 2021 mencapai 17.929 ton, turun 48 persen yoy dari 34.614 ton per kuartal III/2020. Sebesar 44 persen berasal dari penambangan darat, dan 56 persen berasal dari penambangan laut.

Berbanding lurus dengan produksi bijih timah, produksi logam timah mencapai 19.120 ton, turun 49 persen yoy 37.588 ton per kuartal III/2020. Penurunan produksi bijih timah ini masih terkait dengan adanya pandemi covid-19 dan dinamika penambangan bijih timah di darat.

Penjualan logam timah pada 9 bulan pertama 2021 mencapai 19.059 ton, turun 58 persen yoy dari sebelumnya 45.548 ton.

Meskipun volume penjualan menurun, Timah mencatatkan harga jual rerata logam timah pada per kuartal III/2021 sebesar US$30.158 per ton, naik sekitar 79 persen yoy dari sebelumnya US$16.832 per ton per kuartal III/2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper