Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Melambung, Simak Rekomendasi Saham Ini

Ketika harga komoditas di pasar mengalami kenaikan, persepsi ke harga saham emiten berkaitan juga terpengaruh, meskipun pada dasarnya harga di pasar komoditas dan harga riil berbeda.
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menggunakan ponsel di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (6/10/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Harga sejumlah komoditas, seperti batu bara, logam, dan minyak kelapa sawit (CPO) naik sepanjang tahun. Hal ini membawa angin segar untuk sejumlah emiten.

Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada mengatakan pergerakan sejumlah harga komoditas dimotori oleh komoditas energi, disusul mineral, logam dan komoditas CPO ikut naik.

“Kalau saya lihat ada rentetan kenaikan harga komoditas yang dimotori energi. Kalau diikuti beritanya kan masalahnya supply and demand global, adanya krisis energi di China dan Eropa membuat persepsi pasar bahwa permintaan komoditas energi akan mengalami kenaikan sehingga refleksinya di pasar komoditas,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (31/10/2021).

Dia menjelaskan, ketika harga komoditas di pasar mengalami kenaikan, persepsi ke harga saham emiten berkaitan juga terpengaruh, meskipun pada dasarnya harga di pasar komoditas dan harga riil berbeda.

“Misalnya harga batu bara yang tadinya US$80 per metrik ton, mengalami kenaikan sampai ke US$200-an per metrik ton. Tapi ketika tanya ke emiten tambang, ya tentu harga yang mereka kenakan ke pelanggan tidak akan sama dengan yang ada di pasar komoditas. Mereka akan tetap berpatokan di harga yang sudah disepakati jangka panjang sesuai kontrak,” ujarnya.

Menurutnya, kondisi kenaikan harga juga belum akan berakhir jika kondisi terkait pasokan dan permintaan terkait krisis energi dan perbaikan ekonomi masih belum berubah. Sementara itu, jika harga komoditas naik, pasar akan berpersepsi emiten terkait akan turut mendulang keuntungan.

“Itu akhirnya membuat harga saham komoditas naik,” ujarnya.

Terkait saham, Reza merekomendasikan sejumlah saham emiten batu bara untuk dibeli, yakni ITMG, PTBA, PTRO, dan ADRO, yang menarik juga salah satunya karena niai kapitalisasi pasarnya yang tinggi.

Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) direkomendasikan beli dengan target harga 25.000, meskipun pada penutupan perdagangan Jumat (29/10/2021) harga sahamnya turun 875 poin atau 3,89 persen ke 21.600.

Sepanjang tahun berjalan, harga saham emiten dengan kapitalisasi pasar senilai Rp21,41 triliun tersebut sudah berhasil naik 55,96 persen. Adapun, secara year on year (yoy) harga sahamnya sudah melambung 165,85 persen.

Selanjutnya, saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) juga direkomendasikan beli dengan target harga di 3.100. Pada perdagangan terakhir, saham PTBA naik 40 poin atau 1,52 persen ke 2.680 dan dalam setahun sudah mengalami kenaikan harga saham sebanyak 36,04 persen.

Kemudian, saham PT Petrosea Tbk (PTRO) juga tercatat naik 60 poin atau 2,42 persen. Saham PTRO juga direkomendasikan dibeli dengan target harga di 2.900. Sepanjang 2021 berjalan, saham PTRO berhasil naik 31,61 persen, sementara secara yoy tercatat naik 59,75 persen.

Selain itu, saham PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) juga direkomendasikan dibeli dengan target harga 1.950 setelah pada perdagangan Jumat ditutup naik 50 poin atau 3,07 persen dan parkir di 1.680. Saham ADRO selama tahun berjalan sudah naik 17,48 persen dan selama setahun sudah naik 47,37 persen.

Kemudian, untuk saham emiten terkait CPO, Reza juga merekomendasikan untuk beli saham PALM, SGRO, SSMS, dan LSIP.

Saham PT Provident Agro Tbk. (PALM) direkomendasikan beli dengan target harga 550 setelah harganya terakhir ditutup naik 6 poin atau 1,26 persen ke 482. Harga saham PALM selama setahun belakangan berhasil menanjak 82,58 persen.

Kemudian, saham PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) juga direkomendasikan beli dengan target harga di 2.450. Pada perdagangan terakhir, harga saham SGRO ditutup stagnan di 2.230. Secara ytd, harganya sudah naik 38,08 persen, dan selama setahun sudah naik 42,49 persen.

Selanjutnya, saham SSMS PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) juga direkomendasikan dibeli dengan target harga 1.250. Terakhir, saham SSMS bergerak naik 20 poin atau 1,79 persen ke 1.140 dan selama setahun terakhir, harganya berhasil naik 41,61 persen.

Terakhir, saham PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) direkomendasikan dibeli dengan target harga 1.530. Saham LSIP terakhir naik 55 poin atau 4,10 persen ke 1.395.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper