Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Terus Meningkat, Emiten Perkebunan Punya Prospek Cerah

Harga CPO di Bursa Malaysia berpotensi menguat dengan target kenaikan teoritis 5.500 ringgit–5.900 ringgit dengan support 4.450 ringgit.
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja menata kelapa sawit saat panen di kawasan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (30/8/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Sebagai salah satu penjamin emisi penawaran umum saham perdana atau IPO PT Nusantara Sawit Sejahtera (NSS), PT Samuel Sekuritas Indonesia mengungkapkan prospek emiten perkebunan kelapa sawit.

Senior Technical Portfolio Advisor Samuel Sekuritas, Muhammad Alfatih menuturkan secara teknikal harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/ CPO) di Malaysia masih di dalam tren naik.

Secara teknikal harga CPO di Bursa Malaysia berpotensi menguat dengan target kenaikan teoritis 5.500 ringgit–5.900 ringgit dengan support 4.450 ringgit.

"Harga rata-rata berdasarkan CPO di Malaysia tertinggi sepanjang masa di tahun ini dan masih ada prospek kenaikan di masa yang akan datang," paparnya dalam pers briefing secara online, Jumat (29/10/2021).

Menurutnya, prospek dan tren kenaikan CPO ini menjadi suatu hal positif terhadap emiten perkebunan kelapa sawit secara keseluruhan di pasar modal.

Alfatih menjelaskan masuknya emiten baru di Bursa Efek Indonesia dapat menjadi angin segar bagi investor, terutama saat ini terjadi kenaikan jumlah investor pasar modal.

Selain itu, dia mengatakan emiten perkebunan masih lagging dibandingkan emiten lainnya sehingga emiten kelapa sawit memiliki potensi bergerak naik.

"Kelapa sawit ini sektor yang masih sangat lagging, jadi prospek upside justru termasuk yang besar dibandingkan saham-saham yang sudah naik kencang, seperti bank digital," pungkasnya.

Menurutnya, tantangan yang dihadapi oleh emiten kelapa sawit termasuk NSS adalah menjaga produksi meski ada kendala cuaca, ketika harga CPO naik.

Sebagai informasi, NSS akan melepas sebanyak-banyaknya 13,5 miliar lembar saham baru atau sekitar 40 persen dari total modal. Adapun harga yang ditawarkan diperkirakan berada di kisaran Rp135–Rp150 per saham.

"Tapi kalau berdasarkan harga yang [NSS] ditawarkan di kisaran Rp135–Rp150, keliatannya cukup menarik ya untuk market," ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yuliana Hema
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper