Bisnis.com, JAKARTA- Keputusan Abu dhabi Investment Authority (ADIA) terlibat dalam penggalangan dana pra-Ipo Goto dinilai akan memberikan keuntungan besar bagi ekosistem digital terbesar di Indonesia itu.
Dengan investasi sebesar US$400 juta, masuknya ADIA juga akan meningkatkan valuasi bisnis GoTo. Saat ini, valuasi GoTo ditaksir mencapai US$30 miliar.
Agus Salim, Ekonom dan Ahli Keuangan Universitas Prasetiya Mulya, mengatakan, suntikan investasi ADIA melalui pra IPO-nya GoTo menjadi salah satu tolak ukur keyakinan investor terhadap rencana IPO GoTo.
“Ini menunjukkan adanya confidence investor atas valuasi dan rencana IPO GoTo, sehingga mereka berani untuk menyuntikan investasinya. Yang kedua, keyakinan bahwa IPO itu akan sukses,” katanya dalam siaran pers, Jumat (22/10/2021).
Melalui penggalangan dana pra-IPO, GoTo dikabarkan membidik jumlah investasi sekitar US$1,5 miliar hingga US$2 miliar. Dengan dana sebesar itu, GoTo bakal memiliki likuiditas jumbo pasca IPO yang rencananya dilakukan awal tahun depan.
Menurutnya, keberhasilan pra-IPO GoTo akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan teknologi itu di pasar modal.
Baca Juga
Pasalnya, GoTo sebagai ekosistem digital memiliki model bisnis yang berbeda dibandingkan emiten yang sudah ada. Apalagi GoTo didukung oleh jutaan pelaku usaha yang menciptakan transaksi ekonomi ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
“Secara umum kalau dilihat dari sisi ekonomi IPO GoTo akan menguntungkan. Akan banyak investor yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan teknologi dengan model bisnis yang kuat seperti GoTo. Yang terpenting dengan GoTo menjadi perusahaan publik hal itu akan menjadikan perusahaan lebih transparan dan proses bisnisnya semakin baik,” tuturnya.
Sementara itu, Reuters memperkirakan valuasi GoTo sudah mencapai US$32 miliar. Valuasi tersebut merupakan lompatan besar mengingat saat melakukan kolaborasi bisnis Mei lalu, valuasi Gojek dan Tokopedia ini baru sekitar USD 18 miliar. Reuters menilai masuknya sovereign wealth fund sekelas ADIA akan sangat strategis bagi IPO GoTo.
Keberhasilan GoTo menarik investasi ADIA terjadi kompetitornya seperti Grab, perusahaan asal Malaysia, masih kesulitan melakukan IPO. Sementara kinerja saham Bukalapak juga terus mengalami koreksi dan sudah berada dibawah harga IPO.
Sebelumnya GoTo Group menyatakan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dengan anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), yang menjadikan ADIA memimpin penggalangan dana pra-IPO GoTo dengan investasi sebesar US$400 juta.
Transaksi tersebut menjadi investasi pertama oleh Departemen Private Equities ADIA ke dalam perusahaan teknologi Asia Tenggara, dan sekaligus investasi terbesarnya di Indonesia.
“Kami bangga menyambut ADIA sebagai investor terbaru di perusahaan dan yang pertama dalam penggalangan dana pra-IPO kami, selagi kami menyiapkan bisnis untuk pertumbuhan eksponensial untuk tahun-tahun mendatang. Dukungan dengan skala seperti ini menegaskan keyakinan kami bahwa Indonesia dan Asia Tenggara akan menjadi tujuan besar selanjutnya untuk investasi teknologi,” kata Andre Soelistyo, CEO GoTo Group.
“Kami selalu meyakini bahwa kesuksesan datang selama kami tetap berkomitmen dalam menjalankan misi memberdayakan kemajuan, dengan fokus meningkatkan taraf hidup dan membantu untuk membangun mata pencaharian di negara-negara tempat kami beroperasi," ujarnya.
Dia mengaku senang melihat ADIA dan investor global lainnya yang telah menjadi bagian dari gerakan GoTo dan menyadari pentingnya misi ini serta mampu melihat nilai yang dibawa oleh misi tersebut.