Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Makin Ekspansif, Barito Pacific (BRPT) Targetkan Capex US$8,3 Miliar Hingga Tahun 2026

Pada semester I/2021, Barito Pacific baru menggunakan capex sebesar 25 persen hingga 30 persen.
Wisma Barito Pacific, kantor pusat PT Barito Pacific Tbk./barito-pacific.com
Wisma Barito Pacific, kantor pusat PT Barito Pacific Tbk./barito-pacific.com

Bisnis.com, JAKARTA – Gencar melakukan ekspansi, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) menargetkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$8,3 miliar hingga tahun 2026 yang tersebar pada anak-anak perusahaannya. 

Direktur Barito Pacific David Kosasih dalam acara paparan publik menjelaskan, pada tahun 2021 entitas anak PT Star Energy Geothermal telah menganggarkan capex kurang lebih US$100 juta hingga US$110 juta di sektor energi. 

Di mana dalam semester I/2021, capex yang baru digunakan adalah sebesar 25 persen hingga 30 persen. 

“Hal ini memang karena program drilling yang sudah kita canangkan itu baru terlaksana pada paruh kedua tahun 2021,” ungkap David dalam acara paparan publik BRPT, Jumat (15/10/2021). 

Sementara itu, saat membahas rekam jejak perseroan, David menyampaikan bahwa dalam enam tahun terakhir perseroan telah menyelesaikan beberapa proyek ekspansi dengan total capex mencapai US$4,3 miliar. 

Namun untuk ke depannya David mengungkapkan bahwa perseroan masih berambisi untuk berkembang dengan akan melaksanakan beberapa proyek baik pada sektor petrokimia yang akan dijalankan oleh PT Chandra Asri, maupun sektor energi yang di bawah PT Star Energy Geothermal dan PT Indo Raya Tenaga. 

Adapun total capex yang dianggarkan untuk proyek-proyek tersebut adalah sebesar US$8,3 miliar. 

Saat ini David menjelaskan bahwa terdapat dua proyek yang sedang dalam proses konstruksi yaitu proyek Jawa 9 dan 10 di bawah Indo Raya Tenaga dengan capex US$3,28 miliar yang ditargetkan selesai pada tahun 2025. 

Selain itu, juga ada proyek Salak Binary di bawah Star Energy Geothermal dengan nilai capex US$45 juta yang ditargetkan rampung pada tahun 2022. 

Sementara itu dari sektor petrokimia, Chandra Asri dengan proyek kompleks petrokimia kedua yang saat ini dalam proses pra-FID dicanangkan capex sebesar US$5 miliar yang ditargetkan akan rampung di sekitar tahun 2025 hingga 2026. 

Salah satu latar belakang perseroan membangun kompleks petrokimia kedua tersebut adalah untuk memperluas market share yang saat ini menurutnya masih banyak bergantung pada impor. 

“Itulah salah satu alasan kami juga kenapa kami berambisi untuk membangun second kompleks yang diharapkan dapat menambah kapasitas kami sebesar 3,8 juta ton sehingga total kapasitas terpasang diarahkan pada tahun 2026 nanti menjadi 8 juta ton,” ungkap David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper