Bisnis.com, JAKARTA – PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk. (AMOR) mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan atau asset under manangement (AUM) lebih dari 40 persen hingga akhir September. Pemulihan pasar modal Indonesia dari dampak pandemi virus corona menjadi sentimen positif utama.
Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, Kamis (14/10/2021), total dana kelolaan Ashmore Asset Management Indonesia mengalami kenaikan sebesar 2,9 persen quarter on quarter (q/q) dan 42,4 persen secara year on year (yoy) mencapai Rp35,9 triliun atau US$2.51 miliar pada akhir September 2021. Jumlah tersebut melebihi pertumbuhan industri pada level 8,2 persen yoy.
Sementara itu, rata-rata dana kelolaan Ashmore untuk periode tiga bulan yang berakhir di September mengalami kenaikan sebesar 45,4 persen y0y dari Rp24,3 triliun ke Rp35,3triliun. Sepanjang triwulan tersebut, dana kelolaan mengalami kenaikan sebesar Rp1,0 triliun atau US$0,07 miliar.
Hal ini didorong oleh masuknya dana investasi sebesar Rp0,6 triliun atau US$0,04 miliar dan kinerja investasi yang positif sebesar Rp0,4 triliun (US$0,03 miliar). Aset kelas saham merupakan kontribusi terbesar terhadap dana kelolaan sepanjang triwulanan terutama dengan kinerja pasar saham yang didorong oleh perbaikan vaksinasi dan jumlah kasus Covid-19, naiknya cadangan devisa dan membaiknya data perdagangan.
Kinerja positif yang dibukukan oleh pasar modal Indonesia sepanjang bulan Juni sampai September disebabkan oleh menurunnya risiko secara keseluruhan, terutama di bulan September. Sepanjang triwulan tersebut, imbal hasil obligasi Pemerintah Indonesia mengalami penguatan sebesar 33 basis poin, sementara Rupiah mengalami penguatan sebesar 2,5 persen q/q.
Pasar saham mengalami kenaikan dengan IHSG membukukan kenaikan kinerja sebesar 3,4 persen q/q sementara saham berkapitalisasi besar yang direpresentasikan oleh indeks LQ45 mengalami kenaikan 4,0 persen q/q.
“Saham-saham kapitalisasi besar mulai menerima arus masuk dari penanam modal asing dengan akselerasi di vaksinasi dan relaksasi dari Pembatasan Kegiatan Masyarakat di berbagai daerah,” demikian kutipan resmi perusahaan.
Selain itu, kuatnya siklus pembelanjaan modal secara global telah mendorong harga komoditas untuk mengalami kenaikan, yang kemudian hasilnya memperbaiki indicator makro ekonomi Indonesia, volatilitas Rupiah dan risiko Investasi yang menurun sehingga memperkuat kinerja pasar saham dan obligasi.
Ronaldus Gandahusada, Presiden Direktur Ashmore Asset Management Indonesia menyebutkan, Indonesia khususnya telah memanfaatkan pembukaan kembali ekonomi pasca pembatasan Juli 2021, penurunan cepat dalam kasus aktif pandemi dan naiknya harga komoditas. Hal ini berimbas pada kenaikan dana kelolaan Ashmore pada triwulan ini.
“Kenaikan ini menggambarkan baiknya kinerja investasi dan arus masuk dari nasabah institusi,” jelas Ronaldus dikutip dari keterangan resminya.
Selain itu, Perseroan terus berada di posisi yang tepat untuk mendapatkan manfaat dari pertumbuhan industri manajemen aset Indonesia. Ronald percaya dengan membaiknya aktivitas ekonomi dan perbaikan produktifitas masyarakat, pasar modal dapat mengalami kenaikan harga aset.
“Walaupun terjadi kenaikan imbal hasil di pasar obligasi, Indonesia masih menawarkan valuasi yang menarik dibandingkan negara sejenisnya,” lanjutnya.