Bisnis.com, JAKARTA – Penyedia produk reksa dana atau channeling penjualan produk reksa dana kini tidak terbatas hanya disediakan oleh perbankan. Provider reksa dana kini bisa berasal dari fintech, e-commerce, maupun e-wallet yang rata-rata transaksinya bisa dilakukan secara online.
Oleh karena itu, Chief of Retail & SME Business Bank Commonwealth Ivan Jaya mengungkapkan Bank Commonwealth menanggapi hal tersebut dengan beradaptasi dengan menyediakan aplikasi terintegrasi yaitu CommBank SmartWealth.
“Mungkin kalau di Indonesia kurang dari 5 ya aplikasi terintegrasi seperti ini ya, jadi kami merupakan pelopor aplikasi wealth management terintegrasi,” ungkap Ivan pada acara BizInsight yang diadakan Bank Commonwealth, dikutip Rabu (29/9/2021).
Melalui aplikasi tersebut, dia mengungkapkan bahwa nasabah dapat melakukan pengelolaan kekayaan yang lengkap. Mulai dari tersedianya fitur digital advisory dimana nasabah dapat melihat portofolio investasinya setiap saat.
Kemudian juga dilengkapi fitur transaksi untuk pembelian reksa dana dan obligasi ritel, dan juga nasabah dapat bertransaksi kapan pun dan di mana pun.
Ivan mengungkapkan, setidaknya dalam tiga bulan terakhir, jumlah users dari aplikasi tersebut meningkat hampir 20 persen dikarenakan adanya fitur terbaru dari aplikasi tersebut termasuk pendaftaran rekening investasi yang bisa dilakukan secara online di aplikasi tersebut.
Baca Juga
“Jadi kami juga berusaha untuk memperlebar cakupan atau coverage dari nasabah kami. Tidak hanya yang bisa dilayani oleh tenaga marketing tenaga manusia, namun juga melalui aplikasi,” kata Ivan.
Dia pun memaparkan bahwa Bank Commonwealth menjalankan dua strategi utama untuk meningkatkan porsi investor, baik melalui digital maupun semi digital dengan menggunakan tenaga marketing.
Dia mengungkapkan, saat ini tenaga marketing memanfaatkan nasabah yang ada saat ini dengan arahan investasi. Menurutnya, pada kuartal IV/2021 ini Bank Commonwealth fokus memberikan solusi investasi atau strategi kepada para nasabahnya untuk meningkatkan dana atau meningkatkan transaksi di kuartal akhir tahun ini.
Di samping itu, ada strategi digital to customer, di mana bank tersebut mencoba untuk melipatgandakan jumlah user dari aplikasi terintegrasinya dengan target meningkat dua kali lipat. Adapun saat ini aplikasi keuangan itu telah diunduh lebih dari 10.000 pengguna melalui Play Store.
Ivan menuturkan, seperti layaknya start-up, Bank Commonwealth juga merubah bisnis modelnya agar lebih bisa mengantisipasi dan lebih beradaptasi dengan kondisi terkini.
Bank Commonwealth merupakan satu dari 73 Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga saat ini.
Berdasarkan data OJK, APERD sendiri dari tahun ke tahun bertambah cukup signifikan, jika ditarik pada tujuh tahun lalu, yaitu 2014 APERD yang terdaftar berjumlah 23 lalu tiga tahun kemudian berubah menjadi 36 di tahun 2017 dan di tahun 2018 sedikit bertambah menjadi 40.
Setahun setelahnya di 2019, jumlah APERD melonjak menjadi 64 dan hingga saat ini terus bertambah menjadi 73 APERD.