Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Melambung, ADRO Tetap pada Rencana

Harga batu bara yang memanas menjadi sentimen positif bagi emiten terkait seperti Adaro Energy.
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir menyampaikan sambutan saat Perayaan 10 Tahun Initial Public Offering (IPO) sekaligus satu dekade transformasi bisnis perusahaan PT Adaro Tbk di Jakarta, Senin (16/7)./ANTARA-Puspa Perwitasari
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk Garibaldi Thohir menyampaikan sambutan saat Perayaan 10 Tahun Initial Public Offering (IPO) sekaligus satu dekade transformasi bisnis perusahaan PT Adaro Tbk di Jakarta, Senin (16/7)./ANTARA-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA — Meskipun kenaikan harga batu bara mencapai rekor, PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) tetap bersikap hati-hati dan fokus mencapai target tahun ini sesuai rencana.

Pada penutupan perdagangan Selasa (28/9/2021), harga batu bara Newcastle kontrak Oktober 2021 naik 2,85 poin atau 1,44 persen menjadi US$207,7 per ton.

"Kami optimis terhadap prospek bisnis batu bara di semester II/2021, namun akan tetap berhati-hati," kata Head of Corporate Communication Division ADRO Febriati Nadira, kepada Bisnis, Rabu (29/9/2021).

Dia mengatakan, Adaro akan tetap berupaya memaksimalkan upaya untuk terus fokus terhadap keunggulan operasional bisnis inti, meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasi, menjaga kas dan mempertahankan posisi keuangan yang solid di tengah situasi sulit yang berdampak terhadap sebagian besar dunia usaha.

"Adaro akan terus mengikuti perkembangan pasar dengan tetap menjalankan kegiatan operasi sesuai rencana di tambang-tambang milik perusahaan dengan terus berfokus untuk mempertahankan marjin yang sehat dan kontinuitas pasokan ke pelanggan," jelasnya.

Nadira menambahkan, Adaro juga akan senantiasa mengikuti ketentuan Domestic Marget Obligation (DMO) dari pemerintah.

Sebelumnya, pada semester I/2021, emiten bersandi ADRO ini mencatat peningkatan profitabilitas yang ditopang oleh kondisi pasar batu bara yang baik dan mencapai EBITDA operasional yang solid sebesar US$635 juta, atau naik 36 persen dari tahun ke tahun (yoy).

ADRO mempertahankan marjin EBITDA operasional yang solid sebesar 41 persen dan terus berfokus pada keunggulan operasional untuk memastikan pencapaian target dan kinerja yang baik.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Garibaldi Thohir, mengatakan suplai yang ketat di pasar batu bara mendorong kenaikan dan menopang harga batu bara yang tinggi pada periode laporan ini.

“Akibat hambatan suplai, negara-negara penyuplai utama batu bara tidak mampu memenuhi permintaan yang tinggi berkat pemulihan ekonomi yang terkait dengan kondisi pandemi,” jelas Garibaldi pada laporan keuangan, dikutip Selasa (31/8/2021).

Harga batu bara mencapai titik tertinggi dalam beberapa tahun terakhir dan dengan demikian memungkinkan ADRO membukukan profitabilitas yang baik pada periode ini.

Sementara itu, pada pendapatan Usaha, harga jual rata-rata, dan produksi, ADRO mencatat pendapatan usaha sebesar US$1,56 miliar pada semester I/2021, atau naik 15 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Kemudian, harga jual rata-rata naik 25 persen yoy.

“Hambatan suplai menopang kenaikan harga batu bara global yang berarti kenaikan ASP untuk ADRO,” imbuh Garibaldi.

Adapun, volume curah hujan dan jumlah jam hujan pada Mei dan Juni yang lebih tinggi daripada perkiraan mempengaruhi operasi penambangan pada paruh pertama tahun ini, sehingga produksi batu bara pada semester pertama 2021 tercatat 26,49 juta ton, atau turun 3 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya.

Sementara itu, penjualan batu bara pada semester I/2021 tercatat 25,78 juta ton, atau turun 5 persen yoy. ADRO juga mencatat pengupasan lapisan penutup sebesar 115,22 Mbcm pada semester pertama tahun ini, atau naik 12 persen yoy, dan nisbah kupas untuk periode ini mencapai 4,35 kali.

“Perusahaan berencana mengejar aktivitas pengupasan lapisan penutup pada kuartalkuartal dengan cuaca yang lebih kering untuk mencapai panduan nisbah kupas yang ditetapkan sebesar 4,8 kali pada 2021,” ungkap Garibaldi.

Pada 2021, ADRO tetap optimistis mencapai target produksi batu bara di kisaran 52 juta-54 juta ton. Per kuartal III/2021, ADRO juga sudah mendapat tambahan produksi dan penjualan mencapai 13 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper