Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks LQ45 Mulai Bangkit Setelah Lama Terbenam, Bagaimana Proyeksinya?

Perlahan tetapi pasti, kinerja indeks LQ45 kembali ke atas permukaan. Hal ini seiring dengan kembalinya optimisme pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi pasca PPKM Darurat.
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (18/5/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (18/5/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja indeks saham terlikuid di Bursa Efek Indonesia (BEI) perlahan tetapi pasti kembali ke atas permukaan. Hal ini seiring dengan kembalinya optimisme pelaku pasar terhadap pemulihan ekonomi seusai PPKM Darurat.

Berdasarkan data Bloomberg, kinerja indeks LQ45 kembali tumbuh positif secara bulanan sebesar 5,28 persen pada Agustus 2021. Kenaikan ini merupakan yang kedua kali sejak Februari 2021, saat indeks LQ45 naik 3,59 persen.

Penurunan kinerja indeks LQ45 terjadi pada Maret 2021 sebesar 4,44 persen dan Juni 2021 yang sebesar 4,93 persen.

Secara kumulatif sejak awal tahun per Jumat (24/9/2021), indeks LQ45 masih melemah 7,34 persen. Posisi ini underperform dari IHSG yang menguat 2,77 persen dan indeks IDX SMC Composite yang melesat 17,10 persen.

Dilihat dari konstituennya, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi motor pendorong utama kenaikan indeks LQ45 dalam periode 3 bulan terakhir. Terpantau, saham BBCA menguat 5,70 persen.

Selanjutnya saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan saham PT Astra International Tbk. (ASII) turut menambah daya dengan kenaikan masing-masing 5,64 persen dan 4,46 persen pada periode yang sama.

Namun, saham dari emiten terkait pertambangan terpantau berada di jejeran paling atas top gainers di indeks LQ45. PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) menjadi saham dengan kenaikan harga tertinggi dalam 3 bulan sebesar 35,95 persen. Berikutnya, saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) yang naik 28,35 persen dan saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) naik 19,51 persen.

Head of Equity Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin mengatakan kenaikan indeks LQ45 pada bulan lalu disebabkan oleh kembalinya optimisme pelaku pasar menyusul pelonggaran PPKM Darurat.

“Sejak ada relaksasi PPKM, saham-saham old economy kinerjanya mulai membaik,” tuturnya kepada Bisnis, Jumat (24/9).

Kim memperkirakan tren kenaikan harga saham-saham terlikuid dan berkapitalisasi besar di indeks LQ45 akan terus menanjak hingga akhir tahun.

Hal itu juga seiring dengan pengendalian kasus Covid-19 yang tertangani dengan baik dan meluasnya cakupan vaksinasi. Ditambah lagi terdapat potensi window dressing yang biasanya menaikkan harga-harga saham blue chip pada akhir tahun hingga awal tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper