Bisnis.com, JAKARTA — Manajer Investasi menilai sejumlah saham di dalam indeks LQ45 menarik dicermati jelang akhir tahun lantaran valuasinya yang masih murah.
Direktur Avrist Asset Management Farash Farich mengatakan kenaikan kinerja indeks yang berisi 45 saham terlikuid di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau LQ45 pada bulan lalu didorong oleh optimisme investor akan kepastian kebijakan ekonomi ke depan.
“Agustus ada penguatan [indeks LQ45] karena ternyata respons positif untuk indikasi akan dimulainya tapering. Ada kepastian untuk investor,” jelasnya kepada Bisnis, Minggu (26/9/2021).
Kepastian itu, lanjut Farash, membantu mengokohkan sentimen positif di saham-saham indeks LQ45. Menurutnya, saat ini, investor tengah mengincar saham big caps dengan valuasi murah di dalam indeks LQ45.
Ditambah lagi, kinerja dari emiten big caps tersebut telah sesuai harapan pada semester I/2021. Peluang kelanjutan pemulihan bisnis pun kian terbuka jelang akhir tahun ini mengingat kasus Covid-19 yang mulai turun dan pemerintah melonggarkan pembatasan aktivitas masyarakat.
Farash menilai saham-saham dari sektor perbankan dan otomotif dari konstituen indeks LQ45 masih menarik untuk dicermati dari sisi valuasi yang belum mahal. Sementara itu, saham dengan sudut pandang pertumbuhan seperti dari sektor teknologi, tambang, dan batu bara juga dapat diperhatikan investor jelang akhir tahun ini.
Baca Juga
Selain itu, Farash juga mengingatkan bahwa pasar juga mengantisipasi terjadinya window dressing pada akhir tahun ini hingga tahun depan. Apabila window dressing terjadi seperti tahun-tahun sebelumnya, saham dari indeks LQ45 diperkirakan bakal paling banyak diincar mengingat likuiditasnya yang tinggi dan valuasinya menarik.
Berdasarkan data Bloomberg, kinerja indeks LQ45 kembali tumbuh positif secara bulanan sebesar 5,28 persen pada Agustus 2021. Kenaikan ini merupakan yang kedua kali sejak Februari 2021 saat indeks LQ45 naik 3,59 persen month-on-month (MoM).
Penurunan kinerja indeks LQ45 secara bulanan terjadi pada Maret 2021 sebesar 4,44 persen dan Juni 2021 sebesar 4,93 persen.
Secara kumulatif sejak awal tahun per Jumat (24/9), indeks LQ45 masih melemah 7,34 persen. Posisi ini underperform dari IHSG yang menguat 2,77 persen dan indeks IDX SMC Composite yang melesat 17,10 persen.