Bisnis.com, JAKARTA – Direktur PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) kembali melepas kepemilikannya di PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk. (CASH) sepanjanb September hingga 11 juta saham.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Cashlez melaporkan penjualan saham oleh Direktur MNC Bank Teddy Setiawan sebanyak 11.117.340 lembar saham.
"Jumlah saham dan persentase kepemilikan saham sebelumnya sebesar 268.199.440 lembar saham atau setara 18,74 persen berubah setelah transaksi menjadi 257.082.100 lembar saham atau 17,96 persen," jelas perseroan dalam keterbukaan, Jumat (24/9/2021).
Transaksi penjualan tersebut dilaksanakan pada tanggal 3, 6, dan 21 September 2021 dengan status kepemilikan saham langsung.
Sebelumnya, Teddy juga pernah menjual saham CASH miliknya. Per Agustus, kepemilikan Teddy masih sebesar 278,19 juta lembar atau setara dengan persentase kepemilikan 19,44 persen.
Sebelumnya, Presiden Direktur Cashlez Suwandi menjelaskan bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19, pihaknya mencanangkan pengembangan bisnis melalui penambahan merchant.
Baca Juga
Langkah itu dinilai dapat meningkatkan meningkatkan transaksi dari Cashlez. Suwandi mengaku pihaknya cukup optimistis dengan target akuisisi merchant tersebut.
Salah satu faktor yang mendorong maraknya transaksi cashless di tengah pandemi adalah untuk mengurangi potensi penyebaran virus Corona dari uang tunai.
“Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat tentang penerapan protokol kesehatan membuat merchant membutuhkan dukungan sistem pembayaran yang reliable,” ujar Suwandi pada Rabu (17/2/2021).
CASH akan menjajaki segmen pasar baru seperti kawasan wisata, energi, dan pasar tradisional untuk meningkatkan jumlah merchant.
Selain itu, Cashlez pun akan menyasar sektor usaha potensial lainnya, seperti sektor makanan dan minuman, jasa kesehatan, serta telekomunikasi.
Menurut Suwandi, saat ini pihaknya telah bekerjasama dengan 9.000 merchant dan menghasilkan frekuensi transaksi lebih dari 1,5 juta kali sepanjang 2020.
Jumlah frekuensi itu naik 29 persen (year-on-year/yoy) dari sekitar 1,16 juta transaksi pada tahun sebelumnya. Peningkatan transaksi itu dinilai turut mendorong pertumbuhan pendapatan di atas 30 persen secara tahunan.