Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan industri pembangkit tenaga listrik PT Cikarang Listrindo Tbk. menerbitkan surat utang (notes) dengan nilai maksimal US$600 juta atau sekitar Rp8,4 triliun (estimasi kurs Rp14.000 per dolar AS).
Hal itu tertuang dalam keterbukaan informasi perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (23/9/2021).
POWR menyebutkan transaksi ini merupakan transaksi material sesuai POJK Nomor 17 Tahun 2020. Dana yang dihasilkan akan dipergunakan untuk pelunasan sebagian atau keseluruhan Surat Utang (Notes) 2026.
“Surat Utang 2026 memiliki suku bunga tetap 4,95 persen yang dibayarkan dua kali dalam setahun pada 14 Maret dan 14 September setiap tahunnya dan jatuh tempo pada 14 September 2026,” tulis manajemen perusahaan.
Transaksi ini rencananya dilaksanakan untuk meningkatkan likuiditas perseroan dan untuk mendukung kebutuhan pembiayaan umum perseroan. Penerbitan Notes juga dilakukan secara langsung oleh perseroan dan ditujukan kepada pihak yang tidak terafiliasi dengan perseroan, yaitu para calon Pembeli Awal sehingga Rencana Transaksi bukan merupakan Transaksi Afiliasi dan tidak terdapat Benturan Kepentingan sebagaimana dimaksud dalam POJK No. 42/2020.
Adapun, penerbitan Notes dan pelunasan Surat Hutang (Notes) 2026 akan tergantung pada kondisi pasar. POWR akan memperhatikan kondisi yang terbaik yang akan diperoleh perseroan sesuai rencana perseroan untuk menerbitkan Notes dan melunasi sebagian atau keseluruhan atas Notes 2026.
Baca Juga
Surat Hutang (Notes) yang diterbitkan kali ini rencananya akan ditetapkan jatuh tempo selambatlambatnya tahun ke-15 sejak diterbitkan. Suku bunga tetap direncanakan sebesar maksimal 5,75 persen per tahun dan bunga dibayarkan setiap enam bulan.
Nilai Notes US$600 juta bernilai lebih dari 50 persen ekuitas perseroan berdasarkan Laporan Keuangan perseroan.
“Hasil dari Surat Hutang akan memungkinkan perseroan untuk memelihara likuiditas dan memperpanjang profil jatuh tempo hutang perseroan, yang mana hal-hal tersebut akan mendukung pertumbuhan perseroan,” imbuh manajemen perusahaan.
Adapun, dampak penerbitan Notes terhadap laporan keuangan konsolidasian perseroan per 31 Desember 2020 perinciannya sebagai berikut: Peningkatan rasio kas dari 4,8 persen menjadi 5,2 persen; Peningkatan rasio cepat dari 6,9 persen menjadi 7,3 persen; dan peningkatan rasio lancar dari 7,7 persen menjadi 8,1 persen.
“Rasio-rasio ini dapat berubah tergantung dengan jumlah yang digunakan untuk pembayaran utang, belanja modal di masa yang akan datang, menunjang kebutuhan perseroan secara umum, dan tidak ada dampak material terhadap rasio keuangan penting lainnya,” jelas manajemen perusahaan.
Untuk memuluskan rencana menerbitkan global bond, POWR akan meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 15 Oktober 2021.