Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah global melanjutkan pelemahan, dibayangi sentimen bearish dari penguatan dolar AS menjelang pertemuan Federal Reserve yang diperkirakan memberikan kejelasan mengenai rencana pengurangan stimulus.
Pada perdagangan Senin (20/9/2021) pukul 18.00 WIB harga minyak West Texas Intermediate (WTI) tercatat turun 1,47 poin atau 2,04 persen ke US$70,50 per barel. Sementara itu, harga minyak Brent turun 1,28 poin atau 1,70 persen ke US$74,06 per barel.
Penguatan dolar AS selama tiga hari berturut-turut membuat komoditas yang dijual dengan dolar AS ini menjadi kurang menarik bagi investor.
Di Amerika Serikat, pejabat The Fed diperkirakan akan memulai langkah untuk pengurangan pembelian aset bulanannya atau tapering off dalam pertemuan Federal Open Market Committee selama dua hari mulai besok, Selasa (21/9/2021).
Sementara itu, sentimen pelaku pasar juga masih dibebani oleh risiko dari dampak skandal Evergrade di China.
“Harga minyak turun dihantam berbagai kondisi, terutama dari penguatan dolar AS, yang diperkirakan akan lanjut menguat menjelang pertemuan The Fed,” ujar Carsten Fritsch, Analis Commerzbank AG, dilansir Bloomberg, Senin (20/9/2021).
Baca Juga
Di samping masih dibayangi sinyal bearish, para pelaku pasar juga terus mengawasi masalah energi di Eropa yang ingin mengubah bahan bakar dari gas ke minyak.
Ada perkiraan bahwa permintaan diesel akan meluas di seluruh Asia sepanjang musim dingin, seiring dengan kemungkinan adanya lonjakan penggunaan minyak mentah untuk bahan bakar dan pembangkit listrik di AS karena harga gas alam sedang naik ke level tertinggi dalam beberapa tahun.