Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Restrukturisasi Utang Krakatau Steel (KRAS) Berhasil Pangkas Beban Bunga

Pada Kuartal IV/2021, restrukturisasi utang Krakatau Steel akan berkurang sebesar Rp2,9 triliun.
Pekerja memotong lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten. ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN
Pekerja memotong lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten. ANTARA/ASEP FATHULRAHMAN

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten BUMN produsen baja, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. terus meningkatkan kinerja pasca dilakukannya restrukturisasi dan transformasi secara menyeluruh.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim menerangkan perbaikan kinerja Krakatau Steel terus berlanjut walaupun di masa pandemi Covid-19.

"Krakatau Steel mampu menjaga kinerja positifnya, hingga Juli 2021 Krakatau Steel berhasil membukukan penjualan sebesar Rp17,7 triliun, naik 44,1 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020,” jelasnya, Rabu (15/9/2021).

Dalam hal restrukturisasi keuangan, emiten berkode saham KRAS ini berhasil melakukan restrukturisasi utang pada 2020 yang  saat itu menjadi restrukturisasi terbesar di Indonesia dengan jumlah Rp29 triliun.

Melalui restrukturisasi utang, Krakatau Steel dapat menurunkan total beban bunga utang selama sembilan tahun dari Rp12,3 triliun menjadi Rp6,7 triliun sehingga total penghematan yang didapat dari restrukturisasi hutang tersebut adalah sebesar Rp9,9 triliun.

“Kuartal IV/2021 ini restrukturisasi utang Krakatau Steel akan berkurang sebesar Rp2,9 triliun,” tambah Silmy.

Silmy menambahkan, upaya peningkatan ekspor menjadi bagian dari strategi Krakatau Steel untuk membantu kinerja penjualan produk baja Krakatau Steel di masa pandemi.

Produk hot rolled coil dan hot rolled plate menjadi produk utama Krakatau Steel yang di ekspor ke berbagai negara di Eropa seperti misalnya Portugal, Spanyol, Jerman, Italia, dan Belgia, juga ke negara Malaysia dan Australia.

Efisiensi yang berkelanjutan juga terus dilakukan Krakatau Steel. Hingga Juli 2021 ini Krakatau Steel mampu menurunkan kembali fixed cost hingga 19 persen dan variable cost hingga 11 persen.

Silmy menambahkan, upaya efisiensi ini meneruskan penghematan yang sudah dilakukan pada 2020 dengan penurunan biaya operasional hingga 41 persen.

"Transformasi dan restrukturisasi ini juga menyentuh pada area organisasi dan SDM, termasuk di dalamnya transformasi budaya perusahaan," jelkas dia. 

Menurutnya, peningkatan kualitas SDM setelah dilakukannya restrukturisasi merupakan kunci sukses dari keberhasilan transformasi sehingga Krakatau Steel terus mendorong talenta-talenta terbaiknya untuk bekerja dan menghasilkan kontribusi yang berdampak pada kinerja.

Restrukturisasi dan transformasi telah mengubah Krakatau Steel menjadi perusahaan yang sehat dan berdaya saing setelah delapan tahun merugi.

Pada 2020, Krakatau Steel mampu mencatatkan laba sebesar Rp326 miliar dan hingga Juli 2021 Krakatau Steel terus melanjutkan tren peningkatan kinerjanya dengan meraih laba bersih sebesar Rp609 miliar.

“Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah, khususnya Kementerian BUMN dan Kementerian Keuangan, pihak perbankan serta pihak-pihak lain yang telah memberikan kepercayaannya kepada Krakatau Steel hingga akhirnya restrukturisasi ini dapat berjalan dengan baik,” ujar Silmy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper