Bisnis.com, JAKARTA – Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. akan terus menggelar jaringan untuk meningkatkan kinerja perseroan.
SVP Head of Corporate Communication Indosat Steve Saerang mengatakan perseroan tidak akan menjual menara untuk mendongkrak laba bersih di sisa tahun ini. Menurutnya perseroan akan menggelar jaringan untuk meningkatkan kinerja.
“Dapat kami sampaikan bahwa sampai saat ini belum ada rencana penjualan menara telekomunikasi lagi,” katanya kepada Bisnis baru-baru ini.
Seperti diketahui, emiten berkode ISAT itu membukukan laba bersih sebesar Rp5,59 triliun pada semester I/2021, berbalik dari rugi bersih Rp341,1 miliar.
Penyebab utamanya disebabkan oleh laba dari transaksi penjualan menara, peningkatan pendapatan yang sangat baik serta optimalisasi biaya yang dilakukan secara kontinyu.
Selain itu, ARPU perseroan juga meningkat menjadi Rp33.900, dari sebelumnya sebesar Rp31.400. Meski demikian, Steve mengisyaratkan belum ada rencana peninkatan pada paruh kedua ini.
Menurutnya, ada dua strategi untuk mempertahankan kinerja yang baik yang sejalan dengan momentum pertumbuhan.
“Pertama, Indosat Ooredoo akan terus membangun jaringan 4G berkualitas video di seluruh negeri, dan mendukung pengembangan ekosistem jaringan 5G. Kedua, kami berkomitmen akan terus menghadirkan produk inovatif yang simpel, jujur, dan transparan, untuk memberikan pengalaman digital terbaik kepada pelanggan,” katanya.
Sebelumnya, Bloomberg memberitakan bahwa Indosat dikabarkan bakal menjual bisnis pusat datanya. Seperti dikutip dari laman resminya, Indosat Ooredoo Business Data Center dibangun di 3 lokasi terpisah yaitu Jakarta, Serpong, dan Jatiluhur.
Adapun, seluruh fasilitas data center itu didukung dengan sistem redundant dan telah memenuhi standar global TIER-3 oleh uptime institute. Sumber anonim mengatakan kepada Bloomberg, ISAT saat ini sedang bekerja sama dengan sejumlah penasihat keuangan terkait dengan potensi penjualan pusat data tersebut.
Dari hasil penjualan bisnis pangkalan data tersebut, ISAT berpeluang mendapatkan dana sekitar US$150 juta—US$200 juta atau setara dengan Rp2,8 triliun.
Namun, Steve membantah kabar tersebut dengan menyatakan sebagai perusahaan publik, segala transaksi penjualan dan struktur akan diumumkan secara resmi. “Perusahaan belum dapat memberikan konfirmasi terkait informasi atau pertanyaan terkait hal tersebut [penjualan pusat data]” pungkasnya.