Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Harga Emas Merosot hingga Ford Akan Tinggalkan India

Pelemahan harga emas terjadi di tengah ketidakpastian atas jadwal tapering atau pengurangan pembelian aset bank sentral AS Federal Reserve, yang membuat sebagian besar investor menahan diri. 
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram./logammulia.com
Emas batangan cetakan PT Aneka Tambang Tbk. Harga emas 24 karat Antam dalam sepekan terakhir mengalami lonjakan hingga menyentuh hampir Rp1 juta per gram./logammulia.com

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas merosot, kembali berada di bawah level psikologis US$1.800 per troy ounce. Pelemahan harga emas terjadi di tengah ketidakpastian atas jadwal tapering atau pengurangan pembelian aset bank sentral AS Federal Reserve, yang membuat sebagian besar investor menahan diri. 

Berita mengenai harga emas menjadi salah satu dari lima berita pilihan yang disajikan Bisnisindonesia.id. Selain itu, ada berita mengenai hengkangnya produsen mobil Ford dari India, hingga harga mata uang kripto Bitcoin kembali bergerak di bawah US$50.000.

Berikut ini ringkasan berita-berita yang tersaji di laman Bisnisindonesia.id, Sabtu (11/9/2021).

1. Emas Merosot ke Bawah US$1.800, Yield Obligasi AS Naik

Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Jumat (10/9/2021) waktu Amerika Serikat atau Sabtu (11/9/2021) pagi WIB. Harga logam mulia kembali berada di bawah level psikologis US$1.800 per troy ounce.

Pelemahan harga emas terjadi di tengah ketidakpastian atas jadwal tapering atau pengurangan pembelian aset bank sentral AS Federal Reserve, yang membuat sebagian besar investor menahan diri, demikian dilansir Antara.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember 2021 di divisi Comex New York Exchange merosot US$7,9 atau 0,44%, ditutup pada US$1.792,10 per ounce. Emas kehilangan lebih dari 2,0% sepanjang pekan ini.

Pada Kamis (9/9/2021) waktu AS, emas berjangka terangkat US$6,5 atau 0,36% menjadi US$1.800 setelah jatuh US$5 atau 0,28% menjadi US$1.793,50 pada Rabu (8/9/2021) dan sempat anjlok 1,92% menjadi US$1.798,50 pada Selasa (7/9/2021).

Investor emas memantau dengan cermat keputusan Fed karena emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung naik ketika suku bunga rendah.

Banyak pelaku pasar emas menahan diri karena ketidakpastian seputar jadwal waktu tapering Fed.

2. Ford: Selamat Tinggal India!

Ford mengakhiri produksinya di India dan mundur dari pasar yang hampir tidak mungkin dimasuki oleh pembuat mobil Amerika Serikat.

Dalam sebuah pengumuman Kamis (9/9/2021), perusahaan mengatakan bahwa sekitar 4.000 karyawan akan diberhentikan dan produksi akan segera berakhir.

CEO Jim Farley mengatakan bahwa langkah itu "sulit, tetapi perlu" untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang.

"Meskipun berinvestasi secara signifikan di India, Ford telah mengumpulkan lebih dari $2 miliar kerugian operasional selama 10 tahun terakhir dan permintaan untuk kendaraan baru jauh lebih lemah dari perkiraan," kata Farley seperti dikutip dari CNN.com, Jumat (10/9/2021).

Kepala Ford India Anurag Mehrotra mengatakan bahwa unit tersebut belum dapat menemukan "jalan berkelanjutan menuju profitabilitas jangka panjang yang mencakup manufaktur kendaraan di dalam negeri”. 

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Harga Emas Merosot hingga Ford Akan Tinggalkan India

3. Harga Bitcoin Kembali Bergerak di Bawah US$50.000

Harga cryptocurrency paling langka, Bitcoin kembali bergerak di bawah US$50.000 di tengah berbagai sentimen terkait adopsi aset digital itu.

Data Coinmarketcap pada Jumat (10/9/2021) pukul 17.27 WIB menunjukkan pergerakan harga 10 cryptocurrency berkapitalisasi pasar terbesar terkoreksi dalam perdagangan harian. Adapun, Bitcoin mencapai US$46.178,01, tumbuh 0,21 persen dalam perdagangan harian sehingga kapitalisasi pasarnya menyentuh US$870,15 miliar.

Seperti diketahui, Bitcoin membuka perdagangan awal pekan dengan melampaui level psikologis US$50.000 akibat langkah El Salvador mengadopsi aset paling langka itu sebagai alat resmi dalam lelang. Namun, aksi jual investor akhirnya menekan Bitcoin turun ke bawah US$50.000.

Dikutip dari Markets Insider, kebijakan penggunaan Bitcoin di El Salvador merupakan percobaan yang bermasalah tetapi analis JP Morgan menyebut langkah itu tak akan menyakiti pasar crypto secara jangka panjang.

Penerapan kebijakan tersebut memantik protes dan hambatan teknologi dan penurunan harga Bitcoin sebesar 17 persen.

4. Status Hukum Kasus Kebakaran Lapas Tangerang Naik ke Penyidikan

Tim penyidik Polda Metro Jaya sudah mendapatkan fakta hukum dan alat bukti terkait kasus kebakaran di Lapas Tangerang.

Tim penyidik menyimpulkan ada dugaan tindak pidana kealpaan atau pelanggaran Pasal 187 KUHP, 188 KUHP jo Pasal 359 KUHP pada kebakaran di Blok C II Lapas Kelas I Tangerang yang menyebabkan 44 orang meninggal dunia.

Karena itu, Polda Metro Jaya menaikkan status hukum kasus kebakaran di Blok C II Lapas Kelas I Tangerang dari penyelidikan ke penyidikan. Meski begitu, belum ada satu orang pun yang ditetapkan sebagai tersangka.

Sementara itu, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri berhasil mengidentifikasi empat lagi jenazah korban kebakaran di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Tangerang, Banten.

Kebakaran terjadi di Lapas Kelas I Tangerang, Banten, pada Rabu (8/9/2021) dini hari. Akibat peristiwa kebakaran tersebut, 41 orang narapidana tewas dan 73 narapidana mengalami luka ringan.

5. Menyelamatkan Kereta Cepat Tanpa Membebani APBN

Di tengah rencana Kementerian BUMN menyuntik proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dengan penyertaan modal negara, muncul usulan agar masalah pembengkakan biaya ditutup dengan pembiayaan alternatif.

Institut Studi Transportasi (Instran) berpendapat suntikan PMN akan menyalahi komitmen awal pemerintah yang tidak akan menggunakan sepeser pun dana APBN dan jaminan pemerintah, sebagaimana tertuang dalam Perpres No 107/2015.

Dalam kondisi pandemi saat ini, keuangan negara masih diandalkan untuk menjaga stabilitas perekonomian yang berusaha bangkit dari pandemi Covid-19. 

Skema pembiayaan sebaiknya tetap seperti konsep awal, yakni business to business (B2B), bukan government to business (G2B).

Seperti diketahui, biaya awal konstruksi dan nonkonstruksi yang semula US$6,07 miliar membengkak menjadi US$8,6 miliar. Setelah efisiensi dilakukan, biaya bisa ditekan menjadi US$8 miliar sehingga ada cost overrun US$1,9 miliar atau Rp27 triliun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Zufrizal
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper