Bisnis.com, JAKARTA - Emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk. bakal terus memperkuat segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) dan meminta pemerintah tidak mengenakan pajak untuk segmen yang padat karya tersebut.
Presiden Direktur HM Sampoerna Mindaugas Trumpaitis mengapresiasi keputusan pemerintah tidak menaikkan tarif cukai SKT pada tahun ini. Dia mengatakan segmen ini sangat padat karya dan terlebih didominasi oleh tenaga kerja perempuan yang sangat rentan ketika industri tertekan.
“Kunci dari melindungi lapangan pekerjaan di segmen SKT adalah untuk menciptakan lingkungan bisnis yang bisa mempertahankan daya saing SKT dengan rokok mesin yang jauh lebih tidak padat karya,” kata Mindaugas dalam paparan publik, Kamis (9/9/2021).
Emiten dengan kode saham HMSP disebut telah mempekerjakan 65.000 karyawan langsung dan tidak langsung yang mana lebih dari 75 persen bekerja di fasilitas produksi SKT.
Sejak awal tahun ini, HMSP telah menambah kapasitas produksi SKT melalui mitra produksi sigaret dengan menciptakan lapangan kerja baru bagi 6.000 orang di Pulau Jawa.
“Sebagai yang terdepan di segmen SKT, kami terus mendukung inovasi dan berinvestasi untuk kategori SKT,” imbuh Mindaugas.
Baca Juga
Secara umum, lanjut Mindaugas yang berkebangsaan Lithuania ini, selama dua tahun terakhir industri rokok telah menyaksikan kenaikan tarif cukai sebesar 20 digit dan terbukti berdampak buruk terhadap industri tembakau.
Tak hanya itu, pandemi Covid-19 yang melanda sejak tahun lalu pun memperburuk keadaan. Adapun, dampak ekonomi dari pandemi disebut terlihat jelas dari pelemahan daya beli masyarakat yang berujung pada downtrading, yaitu perokok beralih ke produk dengan cukai dan harga yang lebih murah.