Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merger Pelindo, Jasa Armada (IPCM) Kecipratan Untung

Hingga semester I/2021, pendapatan IPCM tercatat Rp393,04 miliar naik 16,19 persen dari posisi semester I/2020 sebesar Rp338,25 miliar. Beban pokok pendapatan juga turut meningkat menjadi Rp270.32 miliar dari Rp228,75 miliar.
Pelabuhan Batu Ampar di Batam, Kepulauan Riau./Pelindo I
Pelabuhan Batu Ampar di Batam, Kepulauan Riau./Pelindo I

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten anak usaha Pelindo, PT Jasa Armada Indonesia Tbk. (IPCM) optimistis merger induk usahanya dapat berdampak positif terhadap pengembangan bisnis perusahaan.

Dalam rencananya, Pelindo tidak akan dikelola berdasarkan wilayah melainkan berdasarkan lini bisnis sehingga dapat fokus untuk mengembangkan potensi ke depan.

Fokus klaster-klaster bisnis akan meningkatkan kapabilitas dan keahlian yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan melalui kualitas layanan yang lebih baik dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya keuangan, aset, dan SDM.

Direktur Utama Jasa Armada Indonesia Amri Yusuf menerangkan perseroan akan mendapatkan nilai tambah dengan adanya klasterisasi anak usaha Pelindo.

"Mengingat kinerja usaha dan operasional IPCM selama ini semakin baik, ditopang oleh kondisi keuangan yang kuat, kami percaya bahwa pembentukan klaster bisnis akan memberikan nilai tambah bagi IPCM," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (5/9/2021).

Mengenai rencana lain seperti penggabungan anak usaha dan aksi korporasi lainnya, emiten bersandi IPCM tersebut masih menunggu informasi lebih lanjut mengenai detail rancangan pembentukan klaster bisnis pasca merger Pelindo I, II, III, dan IV.

Rancangan detail tersebut sedang disusun Tim Sinergi dan Integrasi BUMN dalam Layanan Pelabuhan.

Di sisi lain, IPCM tetap menjalankan rencana bisnis perseroan yang telah ditetapkan sebelumnya. Namun, perseroan tetap membuka peluang ekspansi lebih besar atau penyesuaian jika diperlukan pascamerger.

"Setelah ada perkembangan lebih lanjut mengenai rencana induk pascamerger, apabila dirasakan perlu, Perseroan akan melakukan penyesuaian rencana bisnis agar sejalan dengan grand plan/master plan yang baru," urainya.

Amri meyakini dengan fundamental bisnis yang kuat dan kemampuan operasional yang tinggi, IPCM akan dengan cepat dapat melakukan adaptasi yang diperlukan.

Terkait kemungkinan meningkatnya aset ataupun likuiditas pascamerger induk usaha, IPCM belum memiliki target jangka pendek.

"Dalam waktu dekat Perseroan belum memiliki rencana. Sepenuhnya hal tersebut menjadi kewenangan atau keputusan pemegang saham," urainya.

Hingga semester I/2021, pendapatan IPCM tercatat Rp393,04 miliar naik 16,19 persen dari posisi semester I/2020 sebesar Rp338,25 miliar. Beban pokok pendapatan juga turut meningkat menjadi Rp270.32 miliar dari Rp228,75 miliar.

Dengan demikian laba bruto perseroan tercatat Rp122,71 miliar naik dari Rp109,5 miliar semester pertama tahun lalu.

Adapun, IPCM mencatat laba tahun berjalan semester I/2021 menjadi Rp60,46 miliar naik 11,72 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp54,11 miliar.

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menuturkan perseroan saat ini tengah menghadapi tren kenaikan harga saham secara teknikal. Apalagi, ditambah sentimen positif dari merger induk usaha akan membuat harga sahamnya meningkat.

"IPCM uptrend dengan support 366 dan resistance pada 462–500. Rekomendasi buy on weakness karena sempat terjadi aksi profit taking pada 2 September 2021," ujarnya kepada Bisnis.

Hingga penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (3/9/2021), harga saham IPCM turun 3,41 persen atau 14 poin ke harga 396 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp2,09 triliun.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper