Bisnis.com, JAKARTA — Pelonggaran level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh pemerintah, terutama di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, dinilai belum mampu mendongkrak kinerja dan pergerakan saham emiten jasa transportasi angkutan penumpang.
Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengungkapkan dengan relaksasi kebijakan PPKM, diharapkan terjadi relaksasi kegiatan masyarakat dan kembali tumbuhnya mobilitas.
"Namun, apakah minat orang untuk bepergian masih tinggi atau tidak, apalagi sekarang mayoritas orang sudah terbiasa pertemuan via virtual dan pengiriman barang bisa via kargo seperti berbagai jasa kurir, ini yang menjadi pertanyaan," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (29/8/2021).
Dengan demikian, Reza menilai dampak positif terhadap kinerja emiten transportasi angkutan penumpang belum akan terlihat dalam waktu dekat.
Namun, potensi kenaikan tetap ada karena masyarakat juga lama kelamaan mulai jenuh bertemu dengan orang lain melalui virtual. Menurutnya, ada saatnya orang akan berinteraksi seperti sediakala sehingga berimbas pada kebutuhan akan transportasi masyarakat.
Emiten-emiten sektor jasa transportasi penumpang, seperti PT Eka Sari Lorena Transport Tbk. (LRNA), PT Blue Bird Tbk. (BIRD), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), dan PT Express Transindo Utama Tbk. (TAXI) dinilai masih belum mendapat rekomendasi saham yang signifikan, karena lonjakan aktivitas masyarakat yang masih belum akan terjadi.
Baca Juga
"Belum ada rekomendasi, sambil melihat kondisi ke depan karena mereka kaitannya dengan mobilitas dan aktivitas masyarakat. Berbeda dengan pengantaran dan kargo yang masih terlihat aktivitasnya," urai Reza.