Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Senin (30/8/2021) seiring dengan sinyal dovish dari Federal Reserve.
PT Valbury Asia Futures dalam laporannya menyebut harga emas naik lebih dari 1 persen setelah Ketua Federal Reserve (Fed) Jerome Powell tidak memberikan petunjuk Bank Sentral Amerika Serikat (AS) akan mulai menarik dukungan ekonominya.
Sementara itu, kenaikan harga emas juga didukung oleh pelemahan imbal hasil (yield) US Treasury dan dolar AS.
“Resistan di 1830, support di 1796,” demikian yang ditulis dalam publikasi riset, Sabtu (28/8/2021).
Secara teknikal, level resistan harga emas adalah US$1864,76; US$1841,92; US$1830,45, sementara level support adalah US$1796,14; US$1773,30; dan US$1761,83.
Valbury lalu merekomendasikan beli terhadap emas di harga US$1.817, dan stop loss di US$1.811. Target harga adalah US$1.825 sampai dengan US$1.831.
Baca Juga
Berdasarkan data Bloomberg, pada akhir perdagangan Jumat (27/8/2021), harga emas menguat 25,15 poin atau 1,4 persen menjadi US$1.817,58 per troy ounce.
Selama sebulan terakhir, harga emas mencapai puncaknya di level US$1.831.64 pada 4 Agustus 2021, dan terendah di US$1.684,42 pada 9 Agustus 2021.