Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melanjutkan penguatan pada perdagangan Selasa (24/8/2021) karena keberhasilan China dalam memberantas wabah virus meningkatkan optimisme pemulihan permintaan.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober melonjak 1,9 poin atau 2,9 persen ke US$67,54 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober naik 2,3 poin atau 3,3 persen dan ditutup di US$71,05 dolar per barel di London ICE Futures Exchange.
Minyak mentah mempertahankan kenaikan setelah industri swasta pelaporkan bahwa bahwa stok minyak mentah turun pekan lalu.
China dengan cepat menurunkan kasus virus lokal menjadi nol dan lalu lintas jalan menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Negara itu juga membuka kembali pelabuhan Ningbo, salah satu pelabuhan tersibuk di dunia, setelah ditutup selama dua minggu.
"Perkembangan di luar China menyalakan kembali ekspektasi bahwa permintaan minyak akan mulai naik lagi," kata analis pasar senior Price Futures Group Inc. Phil Flynn, dikutip Bloomberg, Rabu (25/8/2021).
Sementara itu, kebakaran di platform minyak Meksiko menghapus lebih dari 400.000 barel per hari dari output negara itu, kira-kira setara dengan apa yang akan dibahas OPEC+ untuk ditambahkan kembali ke pasar dalam pertemuan bulan depan.
Kebangkitan Covid-19 telah mengganggu reli minyak dan mendorong spekulasi bahwa OPEC+ dapat merevisi kembali rencana untuk kembali meningkatkan pasokan dalam pertemuan 1 September mendatang.
Namun, Goldman Sachs Group Inc. menegaskan kembali bahwa dampak permintaan vari varian delta akan bersifat sementara, sementara UBS Group AG memperkirakan minyak mentah Brent pulih ke $75 per barel di tengah ketatnya pasar.