Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak melonjak pada perdagangan Senin (23/8/2021), didukung oleh rebound pasar yang lebih luas dan tanda-tanda kemajuan dalam perang melawan pandemi Covid-19.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober ditutup menguat 5,6 persen atau US$3,50 dan ditutup di US$65,64 per barel di New York. Ini merupakan penguatan terbesar dalam sembilan bulan terakhir.
Sementara itu, harga minyak Brent untuk kontrak Oktober ditutup menguat 5,5 persen atau US$3,57 ke US$68,75 per barel di London ICE Futures Exchange.
Minyak mentah AS naik setelah investor beralih ke saham dan komoditas menyusul kekhawatiran tentang pelonggaran tindakan keras kekayaan China.
Negara terpadat di dunia itu mencatat penyebaran kasus virus corona lokal menjadi nol. Sementara itu, regulator AS memberikan persetujuan penuh untuk vaksin Covid-19 Pfizer/BioNTech COVID-19 untuk orang berusia 16 tahun ke atas.
“Hari ini adalah momen besar,” kata Leo Mariani dari KeyBanc Capital Markets Inc, dikutip Bloomberg, Senin (23/8/2021).
Baca Juga
Reli minyak selama paruh pertama tahun ini mengalami hambatan dalam beberapa pekan terakhir di tengah kekhawatiran kenaikan penyebaran virus corona, yang dapat mendorong OPEC dan sekutunya untuk menarik kembali kenaikan pasokan.
Pelaku pasar juga menantikan simposium Jackson Hole tahunan Federal Reserve yang dimulai akhir pekan ini untuk mencari petunjuk tentang setiap perubahan kebijakan oleh para bank sentral.
“Kami telah melihat beberapa tekanan dalam beberapa pekan terakhir dengan Covid mendominasi berita utama lagi,” kata Hans van Cleef, ekonom energi senior di ABN Amro Bank.
“Jadi itu juga bisa menjelaskan sebagian besar penguatan hari ini. Ada perburuan harga murah dan limpahan dari sentimen positif di kelas aset lainnya,” lanjutnya.