Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Batu Bara Ramai Garap Bisnis Pembangkit Listrik, Ini Dampaknya Menurut Analis

Sejumlah emiten batu bara seperti TOBA, UNTR, INDY, ADRO berekspansi ke sektor pembangkit listrik.
Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid./Istimewa
Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Langkah diversifikasi emiten batu bara ke bisnis pembangkit listrik dinilai akan berimbas positif bagi kinerja perusahaan dalam jangka panjang.

Sejumlah emiten di sektor batu bara tengah gencar melakukan diversifikasi bisnis ke bidang pembangkit listrik. Yang terbaru, PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), melalui anak usahanya PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) telah mendapatkan pernyataan COD (Commercial Operation Date) atau tanggal operasi komersial pada 18 Agustus 2021 untuk proyek PLTU Sulut 3.

“COD tersebut dicapai dalam kurun waktu kurang lebih 36 bulan sejak Juli 2018. COD tanggal 1 Juli 2021 ditetapkan berdasarkan tanggal dimana kedua unit pembangkit telah dapat dioperasikan, dengan pencapaian Tanggal Komisioning Unit #1 sebelumnya pada bulan Februari 2021,” tulis Dimas Wibowo, selaku Direktur Utama MCL dalam keterangan resmi, dikutip Senin (23/8/2021).

Sementara itu, anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS), juga telah menandatangani Nota Kesepahaman bersama Enertec Mitra Solusi (ENERTEC) dan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) untuk kerja sama di bidang Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

Azis Armand, Wakil Direktur Utama dan Group CEO Indika Energy menyebutkan , Indonesia memiliki potensi pengembangan sektor energi terbarukan yang sangat besar, sejalan dengan target agresifnya untuk melakukan dekarbonisasi.

EMITS juga siap mengambil peran dalam transisi energi hijau di Indonesia dengan menghadirkan energi bersih yang terpercaya dan berbiaya kompetitif untuk sektor komersial dan industri Indonesia.

Selain INDY dan TOBA, emiten lain seperti PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT United Tractors Tbk (UNTR) juga ikut terjun ke sektor bisnis ini. ADRO menggarap pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Batang, sementara UNTR melalui entitas anaknya, PT Bhumi Jati Power (BJP) saat ini sedang membangun pembangkit listrik tenaga uap berkapasitas 2x1.000 MW di Jepara, Jawa Tengah.

Terkait hal tersebut, Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan upaya diversifikasi emiten batu bara dinilai tepat dilakukan.

“Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia dalam mengembangkan EBT yang bertujuan mengurangi emisi gas karbon dan menekan penggunaan bahan bakar fosil,” katanya saat dihubungi, Senin (23/8/2021).

Ia melanjutkan, diversifikasi ke sektor pembangkit listrik juga diyakini akan berimbas positif bagi kinerja keuangan perusahaan. Pasalnya, kini emiten-emiten tersebut memiliki lebih banyak pos penerimaan yang dapat berkontribusi cukup besar.

Meski demikian, William mengatakan, dampak positif tersebut tidak akan langsung terasa dalam jangka pendek. Hal tersebut karena emiten-emiten tersebut baru memulai proses diversifikasinya.

“Efeknya pasti baru akan terasa dalam jangka panjang,” tambahnya.

Seiring dengan hal tersebut, William merekomendasikan investor untuk mencermati saham ADRO dan INDY mengingat potensi yang positif dari diversifikasi perusahaan ke pembangkit listrik. Dia menetapkan target harga ADRO pada kisaran Rp1.600–Rp1.800, sedangkan INDY pada level Rp1.740.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper