Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTBA dan INDY Naikkan Target Produksi Batu Bara, Simak Strateginya

Peningkatan target produksi batu bara dapat mendorong pertumbuhan positif bagi PTBA dan INDY dari sisi penerimaan.
Petugas mengawasi proses penimbunan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Petugas mengawasi proses penimbunan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten tambang batu bara telah meningkatkan target produksinya untuk tahun 2021. Beragam strategi jangka pendek dan jangka panjang pun telah disiapkan guna mencapai target tersebut.

Head of Corporate Communication PT Indika Energy Tbk Ricky Fernando mengatakan, pengajuan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) perusahaan telah disetujui oleh pemerintah.

“Kami menaikkan target produksi batu bara tahun 2021 dari 31,4 juta ton menjadi 37,3 juta ton,” kata Ricky saat dihubungi Bisnis pada Selasa (10/8/2021).

Secara rinci, produksi batu bara dari PT Kideco Jaya Agung (Kideco) dipatok sebanyak 25,7 juta ton. Sementara itu, PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) ditargetkan dapat memproduksi 1,6 juta ton batu bara.

Adapun sepanjang semester 1/2021, emiten berkode saham INDY telah mencatat produksi konsolidasi batu bara sebesar 20,1 juta ton. Perinciannya, Kideco memproduksi 18,2 juta ton, dibandingkan 16,9 juta ton pada periode yang sama di tahun lalu.

Sementara itu, MUTU telah memproduksi 900 ribu ton berbanding dengan 700 ribu ton pada semester I/2020. Pada paruh kedua tahun ini, Ricky mengatakan fokus utama perusahaan adalah adalah mencapai target produksi baru.

INDY akan terus meningkatkan efisiensi operasional serta optimalisasi diversifikasi usaha yang telah menjadi visi perusahaan dalam jangka panjang.

“Kami juga akan fokus memperkuat komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG),” pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) Suryo Eko Hadianto mengungkapkan perseroan telah merencanakan pertumbuhan kapasitas produksi untuk meningkatkan penjualan batu baranya dalam 5 tahun ke depan.

"Kami rencanakan 2026, kira-kira kami sudah masuk kisaran produksi 48 juta sampai dengan 60-an juta ton per tahun," ujarnya dalam acara virtual BeyondTalk: Strategi Mendongkrak Kinerja pekan lalu.

Dalam rencana pengembangan 5 tahun ke depan, PTBA juga akan masuk ke bisnis energi dan membesarkan captive market untuk penjualan batu bara perseroan.

Menurut Suryo, persaingan pasar batu bara akan semakin ketat ke depan, seiring adanya isu lingkungan hidup. Untuk itu, penguasaan captive market sangat penting untuk menghadapi persaingan pasar.

"Captive market itu pasar yang sudah jelas barangnya hanya dari PTBA, volume dan harga sudah pasti secara jangka panjang. Tidak ada persaingan lagi karena kontraknya sudah jangka panjang. Kalau persaingan ketat, tapi kami sudah kuasai captive market yang besar, maka persaingan seperti apa itu kami akan aman," katanya.

Setelah merevisi Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) 2021, PTBA menargetkan produksi tahun ini dapat mencapai 30 juta ton dari sebelumnya yang ditetapkan sebesar 29,5 juta ton. Peningkatan target produksi ini seiring adanya penambahan target produksi nasional yang ditetapkan pemerintah dari 550 juta ton menjadi 675 juta ton pada 2021.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Sekretaris Perusahaan PTBA Apollonius Andwie C. menyampaikan bahwa realisasi produksi batu bara perseroan sampai dengan semester I/2021 telah mencapai 13,27 juta ton atau naik 10,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni 12 juta ton.

Secara terpisah, Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu menyebutkan, kenaikan target produksi wajar dilakukan oleh sejumlah emiten. Hal ini sejalan dengan tren penguatan harga batu bara yang masih terjadi hingga saat ini.

Menurut Dessy, peningkatan target tersebut dapat mendorong pertumbuhan positif bagi perusahaan dari sisi penerimaan. Hal ini juga seiring dengan penambahan target produksi batu bara nasional pada tahun 2021

"Kami menilai ini momentum yang cukup baik untuk dimanfaatkan beberapa emiten," ujarnya saat dihubungi Bisnis.

Selanjutnya, Dessy menambahkan, selain tren harga batu bara yang terus naik, sentimen perbaikan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor juga dapat mendorong pertumbuhan permintaan. Sehingga, tingkat penerimaan perusahaan batu bara dapat turut terkerek naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper