Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Animo IDXTechno Lagi Tinggi, Investor Harap Perhatikan Hal Ini

Secara historis saham konstituen IDXTechnology alias saham-saham emiten sektor teknologi mengalami kenaikan yang drastis yaitu 1103,93 persen per 30 Juni 2021 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Beberapa waktu ini saham konstituen IDXTechnology menjadi sebuah tren yang menjadi incaran bagi para investor. Terlepas dari tingginya animo para investor tersebut, analis mengingatkan untuk tetap memperhatikan kinerja dari perseroan itu sendiri.

Berdasarkan laporan Bursa Efek Indonesia (BEI) per Juni 2021, secara historis saham konstituen IDXTechnology alias saham-saham emiten sektor teknologi mengalami kenaikan yang drastis yaitu 1103,93 persen per 30 Juni 2021 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Kenaikan ini sangat jauh sehingga pada posisi kedua yaitu saham konstituen IDXIndustry atau saham-saham emiten sektor industri mengalami kenaikan sebesar 48,04 persen. Lalu di bawahnya menyusul saham IDXBasic yang tumbuh sebesar 35,32 persen per Juni 2021 dibandingkan dengan Juni 2020.

Analis senior CSA Institute Reza Priyambada menyebutkan besarnya animo tersebut menjadi sebuah tantangan bagi perseroan untuk membukukan pertumbuhan kinerja. Di sisi lain, bagi para investor ini menjadi tempat untuk mengawasi kinerja dari perusahaan.

“Karena kan sekarang mereka sudah Tbk., pasti kinerja mereka sekarang sudah diawasi oleh publik apalagi oleh pemegang saham sehingga mereka harus membukukan kinerja yang baik ke depannya,” ungkap Reza saat dihubungi Bisnis, Minggu (8/8/2021).

Reza pun menyampaikan kini waktunya investor untuk melihat bagaimana perseroan sektor teknologi ini bisa mempertahankan pangsa pasarnya, bagaimana mereka bisa mengembangkan sistem atau jaringan yang ada.

Selain itu, yang terpenting juga bisa melihat bagaimana mereka bisa merealisasikan dana IPO yang telah dikumpulkan. Apakah sesuai dengan prospektus yang sudah diberikan kepada masyarakat atau tidak.

Hal-hal di atas akan menjadi tantangan bagi para emiten untuk membuktikan kinerja perusahaan yang baik. Apalagi selama ini menurut Reza perusahaan teknologi sarat dengan stigma suntikan dana yang banyak dan juga dikenal dengan perusahaan yang ‘bakar uang’.

“Di sisi lain kita juga perlu melihat upaya mereka meningkatkan kinerja keuangan. Harus kita lihat seperti apa perkembangannya,” ujar Reza.

Dia pun tidak memungkiri bahwa banyak emiten-emiten sektor teknologi yang masih membukukan kerugian. Secara fundamental, Reza melihat kinerja perseroan tersebut masih wajar karena saat awal membangun perusahaan akan mengeluarkan biaya yang banyak.

Mulai dari biaya operasional, maintenance, biaya perkembangan sistem, hingga biaya promosi. Adanya biaya tersebut menurutnya wajar jika pembukuan mereka masih mencatatkan kerugian.

Menjadi perusahaan terbuka ini, ungkap Reza adalah tantangan sekaligus peluang bagi perseroan untuk mendapatkan biaya dan juga mencetak pertumbuhan kinerja yang positif ke depannya.

Bagi investor, menurut Reza saham-saham sektor teknologi menjadi tambahan pilihan investasi selain saham-saham konvensional yang ada.

Melihat berbagai komponen pendukung yang ada baik dari sentimen maupun sisi psikologis investor yang saat ini memiliki ketertarikan tinggi terhadap saham sektor teknologi, Reza mengungkapkan indeks saham sektor teknologi ini masih berpotensi meningkat hingga akhir tahun.

“Kalau kita lihat dari supply demand ya, ketika kita lihat banyak permintaan di saham-saham tertentu. Itu akan meningkatkan nilainya, terlepas dari valuasinya apakah tidak layak beli atau tidak tapi real-nya pasar itu animonya paling banyak di saham-saham teknologi,” ujar Reza.

Selain yang terdaftar dalam sektor teknologi, menurutnya saham-saham yang sedang mengembangkan digitalisasi juga terdorong mengalami kenaikan harga, sehingga saham-saham yang menjadi tren itu akan menopang pergerakan indeksnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper