Bisnis.com, SURABAYA - Kinerja penjualan emiten flexible packaging film atau kemasan, PT Trias Sentosa Tbk. (TRST) pada tahun lalu tercatat mampu tumbuh 16,6 persen yang didorong oleh faktor meningkatnya pasar domestik akibat pandemi Covid-19.
Direktur Utama Trias Sentosa Sugeng Kurniawan mengatakan pada 2020 perseroan mampu merealisasikan penjualan total sebesar Rp2,9 triliun atau mengalami peningkatan dibandingkan penjualan 2019 yang hanya Rp2,5 triliun. Sedangkan kinerja laba bruto pada tahun lalu mencapai Rp346,9 miliar atau naik dibandingkan 2019 yakni Rp207,6 miliar.
“Di masa pandemi ternyata peningkatan penjualan kami didorong oleh permintaan pasar domestik yang tumbuh 21 persen, sedangkan permintaan pasar ekspor tumbuhnya hanya 12 persen,” jelasnya, Jumat (6/8/2021).
Dia menjelaskan dengan kondisi pandemi, perseroan lebih banyak bermain di pasar domestik karena cukup potensial. Hal ini terjadi karena adanya gangguan pengiriman barang baik ekspor maupun impor sehingga produk-produk asing yang biasanya masuk ke Indonesia menjadi terhambat, sementara pasar masih membutuhkan produk packaging.
“Sebaliknya untuk ekspor, saya mengalami gangguan pengiriman, kontainer terganggu, itu yang kemudian menghambat penrtumbuhan penjualan di pasar ekspor sehingga kami melakukan penetrasi pasar domestik untuk menyuplai kebutuhan dalam negeri yang tidak bisa dipasok dari luar,” jelasnya.
Sugeng memaparkan dari total penjualan tahun lalu, pasar domestik akhirnya mampu berkontribusi sebesar 56 persen, dan untuk pasar ekskpor berkontribusi 44 persen.
Baca Juga
Kinerja perseroan tahun lalu juga disebabkan oleh harga rata-rata bahan baku utama yang mencapai 20 persen lebih rendah dibandingkan 2019, serta harga minyak dunia yang sempat anjlok di bawah US$30.
Adapun kondisi kapasitas produksi Trias pada 2019 mencapai 67.000 ton, kemudian meningkat menjadi 75.000 - 80.000 ton lebih pada 2020. Utilitas pabrik tahun lalu juga sudah menjadi di atas 90 persen.
“Untuk tahun ini polanya masih sama di semester I, tapi Juli sampai saat ini kan ada PPKM mungkin akan mempengaruhi penjualan karena banyak perusahaan yang mengurangi shift kerja karyawannya. Namun kami tetap optimistis kinerja tahun ini masih tetap akan tumbuh setidaknya double digit,” ujarnya.
Sugeng menambahkan, untuk belanja modal tahun ini menyerap anggaran sebesar Rp100 miliar yang digunakan untuk membangun pabrik baru serta membeli mesin.
Pabrik baru dengan kapasitas 25.000 ton per tahun ini rencananya akan beroperasi pada akhir 2022. Dengan bertambahnya pabrik baru, Trias secara total memiliki kapasitas produksi sebesar 125.000 ton per tahun.
“Secara total investasi sebetulnya Rp700 miliar tetapi pengerjaan bertahap, bahkan untuk pembuatan mesin baru dilakukan di luar negeri dan tahun depan mulai shipment,” imbuhnya.