Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten baru PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) melejit dan langsung mengalami auto reject atas (ARA) saat pertama kali diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, Jumat (6/8/2021). Kapitalisasi pasarnya pun tembus Rp100 triliun.
Saham emiten berkode BUKA itu membuka perdagangan di level Rp850 per saham dan langsung melesat 24,74 persen atau 210 poin ke level Rp1.060 per saham.
Per pukul 09.28 WIB, BUKA ditransaksikan sebanyak 2.316 kali dengan volume saham 348,95 juta unit. Adapun nilai transaksi tercatat mencapai Rp369,89 miliar.
Kapitalisasi pasar BUKA mencapai Rp109,25 triliun. Valuasinya berdasarkan price to earning ratio (PER) sebesar -0,01 kali.
Hingga pukul 09.05 WIB, tercatat ada sejumlah sekuritas yang memborong saham BUKA. Di peringkat pertama, ada Maybank Kim Eng Sekuritas (kode ZP) dengan nilai pembelian Rp67,6 miliar.
Selanjutnya, OCBC Sekuritas Indonesia (TP) dengan nilai pembelian Rp55,5 miliar, Sucor Sekuritas (AZ) Rp25,7 miliar, CLSA Sekuritas Indonesia (KZ) Rp25,4 miliar, dan Buana Capital Sekuritas (RF) Rp21,5 miliar.
Baca Juga
Bukalapak telah resmi mencatatkan efeknya pada Jumat (6/8/2021) dan menjadi emiten tercatat ke-28 yang melantai di Bursa Efek Indonesia.
BUKA menawarkan sebanyak 25,76 miliar lembar saham kepada publik atau 25 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga penawaran Rp850 per saham.
Dengan demikian, perseroan meraih dana segar mencapai Rp21,9 triliun dari IPO. Ini merupakan dana hasil penghimpunan terbesar sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia.
BUKA berencana menggunakan 66 persen dana dari IPO sebagai modal kerja. Sisanya 34 persen akan digunakan untuk modal kerja di entitas anak.
Sisa dana sebesar 34 persen dana dari IPO tersebut rencananya akan digunakan untuk enam anak perusahaan Bukalapak. Di mana perusahaan akan mengalokasikan masing-masing 15 persen untuk PT Buka Mitra Indonesia, dan PT Buka Usaha Indonesia untuk modal kerja.
Sedangkan empat entitas anak lainnya akan mendapatkan masing-masing 1 persen dana IPO BUKA untuk modal usaha. Keempat perusahaan itu adalah PT Buka Investasi Bersama, PT Buka Pengadaan Indonesia, Bukalapak Pte. Ltd, dan PT Five Jack.