Bisnis.com, JAKARTA – BUMN Energi, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau biasa dikenal dengan PLN mencetak kenaikan kinerja sepanjang semester pertama 2021. Pendapatan PLN meningkat disertai laba bersih yang melejit.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan di Harian Bisnis Indonesia, dikutip Senin (2/8/2021), PLN berhasil mencetak pendapatan usaha Rp175,91 triliun naik 11,1 triliun atau 6,74 persen dibandingkan dengan semester I/2020 yang sebesar Rp164,8 triliun.
Pendapatan tersebut dikontribusi dari penjualan tenaga listrik yang meningkat menjadi RP140,48 triliun dari Rp135,41 triliun pada semester pertama tahun lalu. Pendapatan dari penyambungan pelanggan turun menjadi Rp202,18 miliar dari RP2,96 triliun di semester yang sama tahun lalu.
Kemudian, pendapatan dari subsidi listrik pemerintah turun menjadi Rp24,55 triliun dari Rp25,02 triliun, pendapatan kompensasi naik menjadi Rp8,88 triliun ketika pada semester I/2020 belum ada pendapatan jenis ini, pendapatan lain-lain meningkat menjadi Rp1,79 triliun dari Rp1,39 triliun.
Adapun, jumlah beban usaha perseroan meningkat tipis menjadi Rp151,89 triliun dari Rp149,92 triliun pada semester pertama tahun lalu.
Dengan begitu, laba usaha PLN meningkat menjadi Rp24,02 triliun pada semester pertama 2021 naik dari Rp14,87 triliun pada paruh awal tahun lalu.
Baca Juga
Walhasil, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat menjadi Rp6,6 triliun naik 25 kali lipat dari semester I/2020 sebesar Rp251,6 miliar.
Di sisi lain, jumlah liabilitas PLN tercatat Rp643,85 triliun semester ini turun dari Rp649,24 triliun pada akhir tahun 2020.
Rinciannya, terjadi penurunan pada liabilitas jangka pendek menjadi RP143,55 triliun dari Rp149,65 triliun. Sementara, liabilitas jangka panjang meningkat menjadi Rp500,3 triliun dari Rp499,58 triliun.
Adapun, jumlah ekuitas perseroan meningkat menjadi Rp945,79 triliun pada paruh pertama 2021, naik dari Rp939,81 triliun per 31 Desember 2020.
Jumlah aset PLN meningkat cenderung stabil meningkat tipis dengan besaran Rp1.589,6 triliun per semester pertama ini dibandingkan dengan Rp1.589 triliun pada akhir tahun lalu.
Rinciannya, jumlah aset tidak lancar meningkat menjadi Rp1.493,6 triliun dari Rp1.491,9 triliun. Sementara, jumlah aset lancar turun menjadi Rp95,99 triliun dari Rp97,15 triliun.
Posisi kas dan setara kas PLN di akhir periode alias per 30 Juni 2021 menjadi Rp41,69 triliun turun dibandingkan dengan 30 Juni 2020 sebesar Rp53,59 triliun.