Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kontraktor tambang Grup Indika, PT Petrosea Tbk. (PTRO) mencatatkan kenaikan pendapatan dan laba bersih pada semester I/2021.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2021 yang tidak diaudit, pendapatan perseroan mengalami kenaikan pendapatan sebesar 9,89 persen menjadi US$193,30 juta. Nilai tersebut setara dengan Rp2,78 triliun jika dikonversikan dengan estimasi nilai tukar rupiah Rp14.400 per dolar AS. Sementara pada semester I/2020, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar US$175,90 juta.
Pendapatan terbesar PTRO berasal dari bisnis penambangan yang menghasilkan US$140,37 juta pada semester pertama tahun ini. Sedangkan sebelumnya di periode yang sama perseroan mencatatkan US$104,00 juta untuk pendapatan bisnis penambangan.
Selain penambangan pendapatan perseroan juga berasal dari jasa senilai US$27,07 juta, konstruksi dan rekayasa sebesar US$24,67 juta, dan lain-lain sebesar US$1,19 juta.
Presiden Direktur Petrosea Hanifa Indrajaya dalam rilis resminya mengungkapkan sepanjang tahun 2021, emiten tersebut melanjutkan program transformasi digitalnya secara keseluruhan dengan membangun organisasi agile dan memanfaatkan digital tools terkini.
“[Hal tersebut] memungkinkan perusahaan mendapatkan peluang usaha baru, mengembangkan bisnis model baru, serta memperkuat kinerja operasionalnya,” ungkap Indrajaya, dikutip pada Jumat (30/7/2021).
Baca Juga
Indrajaya menjelaskan bahwa pada masa pandemi Covid-19 ini, perseroan fokus untuk mempercepat proses diversifikasi usahanya dengan menjalankan beberapa peluang bisnis di proyek mineral, seperti emas dan bauksit, serta memperkuat kapabilitas anak perusahaan di sektor pertambangan dan EPC.
Strategi tersebut kemudian membuat PTRO mengalami peningkatan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 41,44 persen dari US$9,16 juta pada semester I/2020 menjadi US$11,88 juta pada semester I/2021.
Indrajaya mengungkapkan, kenaikan laba perusahaan sebagian besar dicapai melalui peningkatan kegiatan operasional di lini bisnis kontrak pertambangan, di mana total volume overburden removal meningkat 26,82 persen selama tahun berjalan atau year on year (yoy) menjadi 58,02 juta ton dan produksi batu bara meningkat 25,49 persen yoy menjadi 15,95 juta ton
Lebih lanjut Indrajaya menyebutkan sepanjang tahun 2021, emiten ini juga melanjutkan strategi manajemen liabilitas yang efektif, di mana Petrosea mencatat penurunan hutang 22,71 persen yoy dan penurunan beban bunga 46,98 persen yoy.
Serta juga melanjutkan cash management strategi yang prudent demi mendukung implementasi strategi 3D, yaitu Diversifikasi, Digitalisasi dan Dekarbonisasi.
Aset perseroan pada tahun tercatat mengalami penurunan dari US$529,69 juta di tahun penuh 2020 menjadi US$510,19 juta pada semester pertama 2021. Adapun ekuitas perseroan mengalami peningkatan dari US$231,44 sepanjang tahun 2020 menjadi US$235,11 juta pada semester I/2021.
Sebagaimana disebutkan Indrajaya sebelumnya, jumlah liabilitas perseroan pun mengalami penurunan dari US$198,25 juta di tahun penuh 2020 menjadi US$275,08 juta pada semester pertama tahun 2021.