Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kontraktor jasa pertambangan, PT Petrosea Tbk., mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$85 juta pada 2021.
Jumlah itu setara Rp1,24 triliun dengan asumsi kurs Jisdor Selasa (13/4/2021) Rp14.648 per dolar AS.
Direktur Keuangan Petrosea Romi Novan Indrawan mengatakan bahwa alokasi capex tersebut akan digunakan perseroan untuk peremajaan alat seperti penggantian komponen dan mendukung tambahan kapasitas sesuai kebutuhan.
“Sumber pendanaan sebagian akan menggunakan kas perseroan serta fasilitas pinjaman bank,” ujar Romi kepada Bisnis, Selasa (13/4/2021).
Adapun, emiten berkode saham PTRO itu menargetkan penambahan kontrak baru pada tahun ini mencapai US$300 juta.
Romi mengatakan bahwa terdapat sejumlah negosiasi kontrak yang tengah berjalan, menyusul kontrak baru yang didapatkan perseroan belum lama ini dengan PT Kartika Selabumi Mining (KSM) dan PT Palm Mas Asri.
Baca Juga
Adapun, kontrak dengan KSM dan Palm Mas Asri itu senilai Rp2,7 triliun, sedangkan kontrak yang masih dalam proses negosiasi adalah kontrak jasa EPC dengan estimasi nilai kontrak mencapai US$112 juta.
“Dengan demikian, kami menargetkan tambahan kontrak baru tahun 2021 sekitar US$300 juta,” ujar Romi.
Romi menjelaskan bahwa perseroan melihat prospek kinerja yang lebih baik pada tahun ini, didukung oleh kenaikan harga batubara yang juga akan berkontribusi positif terhadap harga kontrak pertambangan batubara.
Pada 2020, mencatatkan pendapatan senilai US$340,68 juta atau turun 28,49 persen dibandingkan perolehan 2019 senilai US$476,44 juta. Namun, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dari PTRO ini mengalami kenaikan 3,54 persen menjadi US$32,27 juta dari sebelumnya US$31,17 juta.
Hingga saat ini, kontribusi kontrak terbesar bagi emiten berkode saham PTRO itu berasal dari PT Kideco Jaya Agung dan PT Freeport Indonesia.
Pada 2021, perseroan menerima target volume produksi 2021 dari Kideco sebesar 15,1 juta ton batubara dengan volume lapisan penutup sebesar 69,3 juta BCM.
Sementara itu, dari pelanggan lainnya, PT Indonesia Pratama yang merupakan anak usaha PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) target produksi 2021 sebesar 17,2 juta ton batubara dengan volume lapisan penutup 44,5 juta BCM.