Bisnis.com, JAKARTA – Harga komoditas minyak berpeluang bergerak turun dalam jangka pendek lantaran adanya beberapa sentimen termasuk, meningkatnya cadangan minyak mentah di Amerika Serikat.
Analisis PT Monex Investindo Futures Faisyal mengungkapkan berdasarkan laporan American Petroleum Institute (API) cadangan minyak mentah di AS terus meningkat.
Menurutnya, selain ketersedian cadangan minyak yang menekan harga, penyebaran virus Covid-19 varian Delta menimbulkan kekhawatiran pasar yang dapat menyebabkan penurunan permintaan bahan bakar.
"Hari ini pasar akan fokus terhadap perilisan data cadangan minyak mentah AS berdasarkan laporan Energy Information Administration (EIA)," tulis Faisyal dalam riset hariannya, Rabu (21/7/2021).
Faisyal mengatakan minyak WTI berpeluang dilepas pasar dalam jangka pendek selama harga berada di bawal level resisten US$67,20.
Menurutnya, harga minyak berpotensi turun menguji level support terdekat di US$66,20. Namun, jika angka ini mampu makan akan uji support berikutnya di level US$65,60.
Baca Juga
Namun, sebaliknya jika harga bergerak naik menembus di atas US$67,20 maka minyak berpeluang untuk dibeli karena berpotensi naik ke level US$67,80.
"Minyak berpeluang dibeli karena berpotensi naik lebih lanjut membidik resisten selanjutnya di 67,80," jelasnya.
Berdasarkan data Bloomberg, pada perdagangan Rabu (21/7/2021) pukul 12:49, harga minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) berada di level US$ 67,42 per barel, naik 1,51 persen atau 1 poin.