Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat menguat pada awal perdagangan Rabu (21/7/2021), didorong oleh serangkaian laporan kinerja perusahaan yang mengalihkan fokus investor dari kekhawatiran mengenai dampak ekonomi dari wabah virus corona.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average menguat 0,78 persen ke level 34.774,92, sedangkan indeks S&P 500 naik 0,6 persen ke 4.348,92 dan Nasdaq Composite menguat 0,32 persen ke 14.545,34.
Setelah aksi jual yang didorong oleh kekhawatiran atas puncak laporan keuangan emiten dan momentum pertumbuhan, pasar saham didorong lebih tinggi untuk hari kedua. Saham emiten besar seperti Verizon Communications Inc dan Coca-Cola Co menguat setelah merilis laporan keuangan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.
Meskipun kekhawatiran investor meningkat terhadap naiknya kasus Covid-19 yang mengancam pulihnya perjalanan, United Airlines Holdings Inc. masih mempertahankan proyeksi labanya. Sementara itu, Netflix Inc. melemah karena proyeksi jumlah pelanggan yang mengecewakan.
Lebih dari 85 persen dari perusahaan S&P 500 yang telah merilis laporan keuangan telah melampaui proyeksi analis, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.
Chief Executive Officer Tallbacken Capital Advisors Michael Purves mengatakan proyeksi pendapatan untuk seluruh emiten S&P 500 telah melonjak karena "ledakan besar" laba di perusahaan-perusahaan yang sensitif secara ekonomi.
Baca Juga
"Kami mungkin akan kembali ke titik di mana pendapatan sedikit lebih penting daripada yang mereka miliki. Proyeksi pendapatan perusahaan juga akan menjadi sangat penting," kata kepala investasi Lockwood Advisors BNY Mellon Matt Forester, seperti dikutip Bloomberg.
Sejumlah analis dari JPMorgan Chase & Co. dan UBS Global Wealth Management menyarankan klien untuk membeli saham siklis dan mempertahankan keyakinan mereka bahwa pemulihan ekonomi baru saja dimulai.
“Pembukaan kembali ekonomi bukanlah suatu peristiwa melainkan suatu proses, yang menurut kami masih belum diperhitungkan, dan tidak terjadi saat ini, mengingat pergerakan pasar baru-baru ini,” tulis ahli strategi JPMorgan yang dipimpin oleh Dubravko Lakos-Bujas.