Bisnis.com, JAKARTA - Philip Morris International Inc. (PMI), pemegang saham pengendali PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), mengumumkan kenaikan kinerja hingga akhir semester I/2021.
Dari laporan Philip Morris per 30 Juni 2021, PMI mencatatkan pendapatan bersih US$15,17 miliar atau naik 10 persen secara tahunan dari sebelumnya US$13,80 miliar. Kenaikan pendapatan itu juga disumbangkan oleh penjualan rokok di Indonesia lewat HMSP.
Pada kuartal II/2021, volume pengiriman PMI secara total naik 6,1 persen. Di dalamnya terdapat pengiriman ke Asia Selatan dan Asia Tenggara khususnya ke Indonesia dan Thailand.
Sedangkan sejak awal tahun, volume total pengiriman Philip Morris naik 1,1 persen dengan pengiriman ke Indonesia mengalami kenaikan untuk brand Sampoerna A dan Sampoerna Hijau.
Total volume penjualan rokok di Indonesia naik 8,7 persen menjadi 142,7 miliar batang pada periode Januari - Juni 2021.
Namun, pangsa pasar di Indonesia turun 1,3 persen menjadi 28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 29,3 persen.
Baca Juga
Di Indonesia, pengiriman rokok didominasi oleh merek Sampoerna A dan Sampoerna HIjau. Volume pengiriman Sampoerna A pada kuartal II/2021 tercatat naik 26,6 persen menjadi 9,18 miliar unit. Sejak awal tahun mengalami kenaikan 13,2 persen menjadi 17,88 miliar unit.
Selanjutnya pengiriman Sampoerna Hijau naik 29,5 persen menjadi 2,02 miliar unit pada kuartal II/2021. Sejak awal tahun mengalami pertumbuhan 38,9 eprsen menjadi 4,22 miliar unit.
Di sisi lain, pengiriman rokok merek Dji Sam Soe mengalami penurunan khususnya untuk merek Dji Sam Soe Magnum Mild.
Pengiriman Dji Sam Soe turun 6,5 persen menjadi 5,42 miliar unit, sejak awal tahun turun 7,1 persen emnjadi 11,12 miliar unit.
CEO Philip Morris Jacek Olczak optimistis kinerja perseroan akan semakin kuat hingga akhir tahun setelah melihat kinerja pengiriman paruh pertama tahun ini.
Perseroan pun menaikkan proyeksi pertumbuhan pendapatan bersih organik menjadi 7 persen dari sebelumnya 6 persen dan menyesuaikan dilusi pertumbuhan EPS menjadi 14 persen dari sebelumnya 12 persen