Bisnis.com, JAKARTA – Emiten kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. mengantongi nilai kontrak baru Rp10,5 triliun pada semester I/2021.
Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya Mahendra Vijaya mengatakan perolehan kontrak baru perseroan hingga akhir Juni 2021 mencapai Rp10,5 triliun atau 26,17 persen dari target kontrak baru tahun ini senilai Rp40,12 triliun.
Walaupun 2021 bersisa lebih kurang 6 bulan lagi, emiten dengan kode saham WIKA ini optimistis mampu mengejar target nilai kontrak baru pada semester dua.
“Kami berharap kondisi Covid-19 ini bisa segera membaik, sehingga kondisi ekonomi Indonesia semakin membaik di sisa perjalanan 2021 ini,” kata Mahendra kepada Bisnis, Jumat (9/7/2021).
Lebih lanjut, nilai kontrak baru yang didapatkan WIKA pada periode Januari - Juni 2021 terdiri dari proyek infrastruktur (65 persen), industri penunjang konstruksi (25 persen), serta Engineering Procurement Construction (EPC) dan gedung (10 persen).
Pada semester kedua ini, Mahendra menunjukkan perseroan sudah membidik kontrak baru sekitar Rp27 triliun lagi dari berbagai proyek. Potensi kontrak baru berasal dari proyek infrastruktur sebesar Rp8 triliun - Rp10 triliun, gedung Rp6 triliun - Rp7 triliun, serta industri penunjang konstruksi seperti precast beton, struktur baja, dan industri lain Rp3 triliun - Rp4 triliun.
Baca Juga
Selain memperkuat pendapatan dari nilai kontrak baru, WIKA terpantau terus mengembangkan bisnis aspal lewat entitas usaha. Belum lama ini, cucu usaha PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. yaitu PT Wijaya Karya Aspal melakukan uji coba penambalan jalan atau patching menggunakan produk perseroan yaitu aspal Wika Asic (Asbuton Instant Concrete) Super.
PT Wijaya Karya Aspal merupakan anak usaha dari PT Wijaya Karya Bitumen.
Direktur Wika Aspal Waluyo Nugroho mengatakan lewat uji coba ini diharapkan produk siap pakai asbuton tersebut dapat digunakan untuk patching di ruas-ruas jalan tol di seluruh Indonesia.
“Tentunya harapan tersebut dapat terjalin dengan sinergi yang baik dan didukung oleh JMTM (PT Jasamarga Tollroad Maintenance), serta beberapa stakeholder pemerintah lainnya,” kata Waluyo.