Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Lesu, Turun ke Level Rp14.564

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.564 per dolar AS, turun 25 poin atau 0,17 persen dari posisi Kamis (1/7/2021) kemarin di level Rp14.539.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Kurs rupiah terpantau melemah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, Jumat (2/7/2021).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.564 per dolar AS, turun 25 poin atau 0,17 persen dari posisi Kamis (1/7/2021) kemarin di level Rp14.539.

Di pasar spot, rupiah mengakhiri perdagangan pekan ini dengan parkir di zona merah jelang PPKM Darurat mulai 3 Juli 2021.

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang Garuda ditutup melemah 30 poin atau 0,21 persen di level Rp14.532 per dolar AS. Rupiah telah melemah sejak dibuka pagi tadi rupiah di level Rp14.520 per dolar AS.

Tak hanya rupiah, mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah. Baht Thailand melemah paling dalam yakni 0,49 persen, diikuti dolar Taiwan yang melemah 0,38 persen dan rupee India melemah 0,34 persen.

Nasib serupa juga dialami yuan China yang terdepresiasi 0,21 persen, peso Filipina -0,20 persen, ringgit Malaysia -0,15 persen, dan dolar Singapura -0,11 persen.

Sementara itu di saat yang sama indeks dolar AS di pasar spot terpantau menguat 0,02 poin atau 0,03 persen ke level 92,62.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya mengatakan di perdagangan jelang akhir pekan ini investor cenderung menghindari taruhan besar menjelang rilis data ketenagakerjaan AS yang penting yang dapat mempengaruhi sikap hawkish Federal Reserve AS baru-baru ini terhadap kebijakan moneter.

Di sisi lain, Ibrahim menyebut beberapa investor sekarang memperkirakan bahwa imbal hasil obligasi pemerintah AS akan tetap lemah atau terus melemah pada paruh kedua tahun 2021.

Adapun dari dalam negeri, dia menilai pelaku pasar mengapresiasi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Pulau Jawa dan Bali guna memitigasi meluasnya persebaran varian baru COVID-19.

Menurutnya, langkah tersebut sejalan dengan prasyarat pemulihan ekonomi yang telah digadang-gadang baik oleh pemangku jabatan/steak holder maupun masyarakat secara luas bahwa pengendalian pandemi merupakan prasyarat utama guna menuju langkah berikutnya yaitu pemulihan ekonomi.

“Kebijakan Ini yang pasar selalu apresiasi tentang kinerja pemerintah yang terus proaktif guna untuk menekan laju varian baru covid-19. Apalagi Presiden Joko Widodo turun langsung dalam penanganan PPKM Mikro Darurat dan Vaksinasi,” tulisnya, Jumat (2/7/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper