Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ZINC Kantongi Kredit Setara Rp1,4 Triliun dari BMRI, Ini Rencana Pengunaannya

ZINC telah menandatangani perjanjian kredit fasilitas term loan sebesar US$96 juta dan fasilitas tambahan non cash loan sebesar US$14 juta dengan Bank Mandiri pada Senin (28/6/2021). 
Penambangan PT Kapuas Prima Coal Tbk./Istimewa
Penambangan PT Kapuas Prima Coal Tbk./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pertambangan mineral, PT Kapuas Prima Coal Tbk. meraih fasitas kredit senilai US$96 juta dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. untuk refinancing hingga membiayai pembangunan smelter perseroan.

Dengan estimasi kurs Rp14.500 per dolar AS, fasilitas kredit senilai US$96 juta itu setara dengan Rp1,39 triliun. 

Direktur Utama Kapuas Prima Coal Harjanto Widjaja mengatakan perseroan telah menandatangani perjanjian kredit fasilitas term loan sebesar US$96 juta dan fasilitas tambahan non cash loan sebesar US$14 juta dengan Bank Mandiri pada Senin (28/6/2021). 

Perseroan berkode saham ZINC itu memaparkan empat reencana penggunaan fasilitas perbankan itu. Dua di antaranya ialah untuk refinancing sebesar US$23,45 juta dan untuk modal kerja sebesar US$10,9 juta. 

“Untuk belanja modal sebesar US$36,65 juta dan untuk penyelesaian smelter milik ZINC sebesar US$25 juta,” paparnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (29/6). 

Harjanto memaparkan tambahan fasilitas kredit non cash loan terdiri atas fasilitas non cash loan sebesar US$1 juta, fasilitas treasury line US$5 juta, dan fasilitas pre-export financing dan bill purchasing line US$8 juta.

Direktur Independen Kapuas Prima Coal Padli Noor sebelumnya mengungkapkan perseroan bakal meningkatkan kapasitas produksi sebesar 20%—30% menjadi 564.000 ton konsentrat.

“Kami optimistis target tersebut dapat direalisasikan seiring dengan perbaikan ekonomi dan industri manufaktur, dan didukung oleh tingginya permintaan konsentrat dari berbagai negara,” lanjut Padli dalam keterangan resmi yang dikutip pada Rabu (23/6/2021).

Saat ini emiten berkode saham ZINC tersebut telah mengantongi kontrak penjualan konsentrat sebesar 50% dari kuota ekspor yang dimiliki. Pada 2021, ZINC memperoleh kuota ekspor sebesar 46.000 ton konsentrat seng dan 17.500 ton konsentrat timbal.

Selain itu, perseroan juga telah merampungkan pembangunan pemurnian timbal di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Padli mengungkapkan smelter timbal rencananya akan memasuki tahap commissioning dan dijadwalkan beroperasi komersial pada kuartal III/2021.

Pada kuartal I/2021, penjualan ZINC tercatat sebesar Rp228,4 miliar. Perolehan itu naik 36,9% dibandingkan dengan Rp166,74 miliar pada kuartal I/2020.

Lebih terperinci, penjualan itu terdiri atas penjualan seng Rp108,6 miliar, perak Rp43,8 miliar, konsentrat besi Rp32,79 miliar, galena-timbal Rp39,23 miliar, dan Rp3,93 miliar penjualan bijih besi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper