Bisnis.com, JAKARTA – Data manajer aset digital CoinShares pada Senin (21/6/2021) waktu Amerika Serikat (AS) menunjukkan investasi Bitcoin membukukan arus keluar pekan keenam berturut-turut dipicu oleh tindakan keras pemerintah China yang menakuti investor Bitcoin.
Pekan lalu, arus keluar Bitcoin mencapai US$89 juta. Alhasil, untuk tahun ini, arus keluar Bitcoin telah mencapai US$487 juta, atau 1,6 persen dari aset yang dikelola.
Menurut data CoinShares, industri kripto secara keseluruhan mengalami arus keluar minggu ketiga berturut-turut sebesar US$79 juta pada pekan lalu sehingga menjadi arus keluar terpanjang sejak Februari 2018. Untuk Juni, arus keluar bersih mencapai US$210,5 juta.
"Arus keluar Bitcoin selama enam minggu telah didorong oleh kombinasi masalah lingkungan dan lingkungan peraturan yang semakin antagonis di China," kata Matt Weller, kepala riset pasar global di Forex.com, Mengutip Antara, Selasa (22/6/2021)
Bitcoin pada Senin (21/6/2021) mencapai level terendah dua minggu di US$31.700, tertekan oleh tindakan keras China yang meluas terhadap penambangan Bitcoin.
Pihak berwenang di provinsi barat daya Sichuan memerintahkan proyek penambangan mata uang kripto ditutup di pusat penambangan utama. Bitcoin telah kehilangan lebih dari 20 persen dalam enam hari terakhir dan turun setengah dari tertinggi April yang hampir US$65.000.
Baca Juga
Ether, token yang digunakan untuk blockchain Ethereum, mengalami arus keluar kecil sebesar US$1,9 juta pekan lalu, setelah mencatat arus keluar US$14,6 juta pada pekan sebelumnya.
Sebagai persentase dari aset yang dikelola, arus keluar Ether hanya mewakili 0,14 persen. Hal ini mencerminkan bahwa sebagian besar sentimen negatif telah difokuskan pada Bitcoin.
Volume perdagangan mingguan dalam produk investasi Ether telah turun secara dramatis, anjlok 80 persen sejak tertinggi Mei. Penyedia data Blockchain Glassnode mengatakan aktivitas on-chain di seluruh papan perdagangan terlihat sangat rendah di seluruh Bitcoin dan Ethereum.