Bisnis.com, JAKARTA - Calon emiten pertambangan nikel, PT PAM Mineral berencana melakukan aksi penawaran umum perdana saham.
Berdasarkan prospektus perseroan, PAM Mineral berencana melepas sebanyak 2 miliar saham baru atau dengan nilai nominal Rp20 per saham melalui penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO).
Adapun, jumlah tersebut setara dengan 20,7 persen dari total keseluruhan saham disetor dan ditempatkan perseroan.
Bersamaan dengan aksi IPO itu, perseroan juga berencana menerbitkan waran seri In sebanyak-banyaknya 2,6 miliar dengan nilai nominal Rp20 per saham. Masa berlaku dari pelaksanaan waran itu terhitung 6 bulan sejak tanggal penerbitan yaitu 10 Januari 2022 hingga 7 Juli 2023.
Masa penawaran awal IPO perseroan dijadwalkan pada 16-22 Juni 2021 dengan perkiraan tanggal efektif 29 Juni 2021 dan tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juli 2021.
Manajemen PAM Mineral menjelaskan bahwa dana segar hasil emisi ini akan digunakan sekitar Rp72 miliar untuk pengembangan usaha perseroan dengan rincian sekitar 30 persen untuk eksplorasi penambahan cadangan bijih nikel di area blok kerja perseroan.
Baca Juga
Blok kerja tersebut antara lain blok yang diberi nama BCL, Raisa, Kartini, Tiara, dan Syahrini dengan total luas sekitar 51 hektare yang berada di dalam area pertambangan dengan IUP atas nama perseroan di Morowali.
“Sekitar 70 persen digunakan untuk entitas usaha, PT Indrabakti Mustika (IBM), untuk eksplorasi lanjutan penambangan cadangan bijih nikel di area blok kerja Kolaka Cendana, Longori, Silae, Komia, Kuma, Kondole dengan total luas 183 hektare di Konawe Utara,” tulis manajemen PAM Mineral dikutip dari prospektusnya, Selasa (15/6/2021).
Kedua pengembangan usaha itu direncanakan dimulai pada paruh kedua 2021.
Sementara itu, sisanya dana emisi akan digunakan modal kerja dengan rincian 72 persen untuk operasional perseroan, dan 28 persen untuk operasional IBM.
Untuk diketahui, PAM Mineral merupakan perusahaan pertambangan nikel yang berdiri sejak 2008. PAM Mineral memiliki dua wilayah operasional, yakni di Sulawesi Tenggara Desa Lameruru Kecamatan Langgikima Kabupaten Konawe Utara dan Desa Laroenai Kecamatan Bungku Pesisir Sulawesi Tengah.
Komposisi pemegang saham PAM Mineral saat ini terdiri atas PT Pam Metalindo sebesar 60 persen dan PT Artha Perdana Investama sebesar 40 persen.