Bisnis.com, JAKARTA – Analis menyarankan investor untuk fokus trading pada saham-saham yang diperkirakan akan naik porsi bobotnya di indeks harga saham gabungan (IHSG) menjelang penerapan metode free float terbaru terhadap indeks di pasar modal.
Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Hariyanto Wijaya mengungkapkan, pembobotan indeks berdasarkan saham yang beredar atau free float akan berdampak selling pressure atau tekanan jual bagi emiten yang mengalami penurunan bobot di IHSG.
Sedangkan untuk emiten yang mengalami kenaikan bobot di IHSG akan mengalami buying pressure atau tekanan beli.
Oleh karena itu, Hariyanto menyarankan agar investor fokus melakukan perdagangan di saham-saham yang diperkirakan akan naik porsi bobotnya di IHSG.
"Jadi kami menyarankan investor untuk fokus kepada trading di saham-saham yang diperkirakan akan naik porsi bobotnya di Indeks,” ujar Hariyanto saat dihubungi Bisnis, Senin (14/6/2021).
Hariyanto pada laporan alokasi aset Mirae Asset Sekuritas Indonesia untuk Juni 2021 menjelaskan bahwa salah satu indeks yang akan menerapkan metodologi free float dari 29 indeks lainnya adalah IHSG.
Baca Juga
IHSG akan menerapkan metodologi pengindeksan berdasarkan pada porsi saham tanpa warkat yang dimiliki oleh investor publik, yaitu kurang dari 5 persen dan tidak termasuk saham milik manajemen dan saham obligasi.
Selain itu, setiap saham di IHSG akan dikenakan batasan bobot 9 persen. Berdasarkan cara tersebut, Hariyanto mencoba memperkirakan 15 potensi saham yang akan mengalami kenaikan dan kekurangan bobot pada IHSG setelah penerapan metodologi free float diberlakukan.
Berikut 15 saham yang berpotensi berada dalam top gainers dan top losers pembobotan baru di IHSG:
Saham | Penambahan Bobot (%) | Saham | Pengurangan Bobot (%) |
TLKM BRIS ASII BBRI BANK ARTO BMRI CPIN SMGR INDF TAPG MDKA TOWR BBNI INTP | 2,3 1,7 1,6 1,6 1,2 0,9 0,7 0,6 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,3
| BBCA UNVR HMSP TPIA BYAN ICBP DNET MYOR GEMS FASW BNGA INCO BDMN MKPI BTPN | 2,3 1,7 1,6 1,5 0,6 0,6 0,5 0,4 0,3 0,3 0,3 0,3 0,2 0,2 0,2 |