Bisnis.com, JAKARTA – Koreksi yang terjadi pada Bitcoin dinilai wajar seiring dengan volatilitas pasar yang tinggi. Penurunan harga dapat dimanfaatkan oleh investor untuk masuk pada aset ini.
Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo mengatakan anjloknya harga aset digital seperti Bitcoin, secara teknis sangat wajar mengingat dengan volatilitas tinggi. Artinya, aset ini memiliki sifat high risk, high return yang ekstrim.
“Pergerakan harga tidak terlepas dari mengalirnya likuiditas pasar yang besar, ditambah dengan isu yang sengaja diangkat oleh pihak-pihak yang berkepentingan,” ujarnya saat dihubungi pada Rabu (9/6/2021).
Sutopo mengatakan investor dapat mencoba masuk ke aset-aset kripto seperti Bitcoin seiring dengan koreksi yang tengah terjadi. Ia memaparkan, investor akan menanggung risiko yang lebih rendah apabila memilih untuk membeli Bitcoin saat harganya tengah terkoreksi.
Sementara, apabila investor melakukan trading jangka pendek disarankan menggunakan analisa teknikal. Hal ini agar para investor dapat menentukan level yang tepat untuk membeli atau menjual Bitcoin.
“Aset-aset kripto dapat menjadi pilihan bagi investor yang ingin portofolionya bervariasi,” tambahnya
Baca Juga
Ke depannya, Sutopo mengatakan prospek aset kripto seperti Bitcoin akan positif seiring dengan minat pasar yang tinggi. Meski mendapat banyak penolakan dari pemerintah ataupun sektor perbankan, pada akhirnya sektor-sektor tersebut akan melakukan pemutakhiran pertukaran ke aset digital seiring dengan perkembangan teknologi.
“Seiring dengan berjalannya waktu, aset kripto seperti Bitcoin akan memasuki masa harga yang stabil, layak diperdagangkan dan sebagai aset investasi yang baik,” pungkasnya.
Sebelumnya, Pakar Perencana Keuangan Safir Senduk, masyarakat sebaiknya memperhatikan sejumlah hal sebelum memutuskan untuk melakukan diversifikasi investasi pada aset kripto. Salah satu hal utama yang patut dilakukan adalah mempelajari seluk beluk aset kripto secara komprehensif.
“Kita harus pelajari jenis-jenis asetnya, seperti Bitcoin, Ethereum dan lainnya. Seperti apa kelebihan dan kekurangannya. Pelajari juga teknologi dibalik aset kripto yang disebut blockchain,” jelas Safir.
Kemudian, masyarakat sebaiknya menggunakan uang dingin atau idle money untuk berinvestasi pada aset kripto. Adapun uang dingin adalah uang yang tidak dimaksudkan untuk keperluan tertentu atau mendesak.
Menurut Safir, penggunaan uang dingin untuk membeli aset kripto sangat tepat digunakan. Selain belum adanya alokasi penggunaan dana, hal ini juga dapat mengurangi kekhawatiran investor apabila harga aset kripto mengalami pelemahan.
Selanjutnya, Safir merekomendasikan para investor untuk masuk ke aset kripto saat harganya sedang murah. Ia mengatakan, apabila investor telah mempelajari aset-aset kripto secara komprehensif, maka mereka dapat menentukan sendiri entry level yang tepat untuk sebuah aset kripto.
“Selain itu, sebaiknya pembelian aset kripto dilakukan sedikit-sedikit. Kalau harganya turun, usahakan terus membeli. Hal ini agar kita mendapat rerata harga yang rendah saat masuk,” jelasnya.
Terakhir, Safir mengingatkan kepada masyarakat untuk tidak hanya mengikuti tren terkini saja atau Fear of Missing Out (FOMO). Menurut Safir, masih banyak masyarakat Indonesia yang masuk ke aset kripto hanya karena harganya sedang tinggi atau sekadar ikut-ikutan.
Hal tersebut, lanjutnya, berimbas pada tingginya kerugian yang ditanggung oleh para investor. Untuk itu, ia menekankan kepada masyarakat untuk mempelajari aset-aset kripto terlebih dahulu sebelum berinvestasi.
“Jangan hanya ikut-ikutan saja, masyarakat juga harus cerdas dalam memilih aset untuk diversifikasi agar mendapat return yang optimal,” pungkasnya.