Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas global bergerak variatif pada perdagangan Selasa (8/6/2021) seiring dengan kekhawatiran pasar terkait potensi pengetatan kebijakan moneter The Fed yang menguatkan dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 10.44 WIB harga emas berjangka kontrak Augustus 2021 di bursa Comex naik tipis 0,03 persen ke posisi US$1.899,4 per troy ounce.
Sementara itu, harga emas di pasar spot terkoreksi 0,11 persen ke posisi US$1.897,14 per troy ounce.
Tim riset Monex Investindo Futures menjelaskan bahwa pelaku pasar kembali berspekulasi bahwa The Fed tengah dalam tahap awal untuk melakukan pemangkasan stimulus moneter secara bertahap.
“Hal ini disinyalir dari beberapa pernyataan pejabat The Fed di beberapa pekan terakhir, bahwa The Fed mungkin mengurangi jumlah stimulus moneter mereka seiring dengan mulai membaiknya ekonomi di AS,” tulis tim riset Monex Investindo Futures dikutip dari risetnya, Selasa (8/6/2021).
Pemangkasan itu diperkirakan mulai pada akhir 2021 atau awal 2022 yang menjadi dukungan kuat bagi dolar AS bergerak naik lebih lanjut.
Baca Juga
Dalam perdagangan yang sama, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak naik 0,12 persen ke posisi 90,057.
Tim riset Monex memproyeksikan jika emas cenderung bergerak terus menurun hingga ke bawah level US$1.894 per troy ounce, maka emas berpeluang dijual menguji kisaran level US$1.880 per troy ounce hingga US$1.888 per troy ounce.
Namun, jika emas berhasil rebound dan naik ke atas level US$1.904 per troy ounce, maka harga emas berpotensi dibeli menguji kisaran SU$1.910 hingga US$1.917 per troy ounce.