Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Terkoreksi Tipis setelah Capai Rekor Tertinggi dalam Setahun

Koreksi harga minyak terjadi di tengah stok minyak mentah mingguan AS turun tajam, sementara persediaan bahan bakar naik lebih besar dari yang diperkirakan.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak terkoreksi tipis pada penutupan perdagangan Kamis (3/6/2021) setelah mencatatkan kenaikan dua hari berturut-turut dan mencapai titik tertinggi dalam setahun.

Koreksi tersebut terjadi di tengah stok minyak mentah mingguan AS turun tajam, sementara persediaan bahan bakar naik lebih besar dari yang diperkirakan.

Dilansir Antara, Jumat (4/6/2021) minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus, turun 4 sen menjadi US$71,31 per barel, setelah menyentuh level tertinggi sejak Mei 2019 di awal sesi. Sehari sebelumnya, Brent melonjak 1,6 persen.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli kehilangan 2 sen, menjadi ditutup pada US$68,81 per barel. Harga WTI sempat naik ke tertinggi sesi US$69,40, level terkuat sejak Oktober 2018, setelah naik 1,5 persen di sesi sebelumnya.

Persediaan minyak mentah AS turun 5,1 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan 2,4 juta barel, sementara stok bensin meningkat 1,5 juta barel dan persediaan sulingan melonjak 3,7 juta barel.

"Mereka membakar banyak minyak mentah dan kami telah meningkatkan produksi bensin dan sulingan. Anda tidak ingin membakar minyak mentah sebanyak itu dan kemudian konsumen tidak menginginkannya," kata Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka Mizuho di New York.

Permintaan bensin melonjak pada bulan lalu yang disebabkan masyarakat AS panik setelah penutupan Colonial Pipeline, lini produk olahan terbesar di Negara Paman Sam. Pembelian berlebih ini membuat para pengemudi cenderung tidak perlu mengisi tangki mereka selama akhir pekan Memorial Day, awal puncak musim mengemudi musim panas.

"Permintaan bensin turun dari minggu ke minggu yang mungkin mengecewakan beberapa orang, tetapi masih solid," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group di Chicago.

Harga minyak telah meningkat dalam beberapa hari terakhir karena ekspektasi, termasuk Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, bahwa permintaan minyak akan melebihi pasokan pada paruh kedua tahun ini.

OPEC+ sepakat pada Selasa (1/6/2021) untuk melanjutkan rencana mengurangi pembatasan pasokan hingga Juli, memberikan dorongan terhadap harga minyak, untuk mengantisipasi peningkatan konsumsi.

Pertemuan OPEC+ berlangsung 20 menit, tercepat dalam sejarah grup, menunjukkan kepatuhan yang kuat di antara anggota dan keyakinan bahwa permintaan akan pulih setelah pandemi Covid-19 menunjukkan tanda-tanda mereda.

Faktor yang juga mendukung harga adalah perlambatan dalam pembicaraan antara AS dan Iran mengenai program nuklir Teheran, yang mengurangi harapan untuk kembalinya pasokan minyak Iran ke pasar tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper