Bisnis.com, JAKARTA – Emiten yang bergerak pada bisnis kertas dan bahan kimia PT Alkindo Naratama Tbk. membukukan lonjakan laba bersih 79,21 persen serta beriringan dengan kenaikan penjualan yang berasal dari tren kenaikan e-commerce.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, emiten dengan kode saham ALDO tersebut mencatatkan lonjakan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 79,21 persen, dari Rp8,16 miliar di kuartal I/2020 menjadi Rp14,62 miliar pada kuartal I/2021.
Beriringan dengan lonjakan laba bersih, perseroan juga mencatatkan peningkatan penjualan sebesar 9,42 persen menjadi Rp340,70 miliar, sedangkan pada periode yang sama di kuartal I/2020 perseroan mengumpulkan Rp311,37 miliar.
Direktur Alkindo Naratama Kuswara menyatakan pertumbuhan pendapatan ALDO turut mendongkrak capaian laba bersih perseroan yang saat ini didominasi oleh segmen paper sekitar 39 persen.
“Dari sisi penjualan kuartal pertama tahun ini, untuk komposisi penjualan masih didominasi oleh segmen paper sekitar 39 persen, sementara paper converting sebesar 26 persen, sehingga total dari industri paper sebesar 65 persen, sementara untuk sisanya dikontribusikan dari segmen polymer dan chemical,” jelas Kuswara dalam keterangan resmi dikutip Kamis (3/6/2021).
Presiden Direktur Alkindo Naratama H. Sutanto menjelaskan bahwa pertumbuhan penjualan salah satunya berasal dari tren kenaikan e-commerce dan sektor fast-moving consumer goods (FMCG).
Perseroan menilai strategi untuk masuk ke pasar tas berbahan baku kertas atau paper bag serta kemasan sektor FMCG, food and beverages (F&B) dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang tumbuh signifikan di masa pandemi terbukti tepat.
Selain itu momentum new normal atau kebiasaan baru membuat pemesanan melalui e-commerce meningkat pesat. Ditambah dengan kesadaran untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang salah satunya tercermin dari larangan pemakaian kantong plastik sekali pakai oleh beberapa pemerintah daerah.
Melalui hal tersebut Sutanto kemudian melihat peluang bagi perseroan yang bisa menyediakan bahan baku packaging atau bungkus untuk pengiriman e-commerce atau gaya hidup baru masyarakat saat ini yang mengurangi penggunaan plastik.
“Untuk prospek ke depan, kami juga melihat peluang dari bisnis pengiriman dimana Indonesia sebagai negara kepulauan yang cukup luas sehingga pengiriman dari satu pulau ke pulau lainnya akan membutuhkan packaging yang bahan bakunya bisa kami sediakan,” ungkap Sutanto dalam keterangan yang sama.
Pada laporan keuangan juga terlihat peningkatan aset perseroan dari Rp938,79 miliar pada kuartal I/2020 menjadi Rp989,61 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Di mana total ekuitas emiten tersebut juga naik dari Rp544,55 miliar menjadi Rp606,54 milliar.
Sedangkan untuk liabilitas, perseroan mencatatkan penurunan menjadi Rp383,07 miliar pada kuartal I/2021, sedangkan di periode yang sama pada tahun sebelumnya membukukan Rp394,24 miliar.
Kuswara pun optimis dengan pertumbuhan perseroan pada tahun ini dan memproyeksikan pertumbuhan yang signifikan ke depannya.
“Untuk tahun 2021, kami memproyeksikan dapat meraih pertumbuhan yang signifikan seiring dengan mulai pulihnya kondisi ekonomi dan kebiasaan baru yang berlaku di masyarakat,” tutup Kuswara.